Catatan Kecil Sang Sukarelawan Dokter Bedah, Siap Operasi Pasien di Atas Kapal

saranginews.com, JAKARTA – Banyak pengalaman yang dialami dokter Lai Dharamwan sebagai relawan di rumah sakit terapung (RSA).

Diantaranya adalah dokter bedah yang merasakan pengalaman baru dan berbeda dalam mengoperasi pasien di kapal.

Baca juga: Warga Pulau Panggang bertepuk tangan saat RS Terapung Dr Lai Dharmawan II disambut

Keziah Sinaga merupakan salah satu dokter spesialis bedah Fakultas Kedokteran UI yang mendapatkan pengalaman berharga tersebut.

Dr. Kezia pertama kali bergabung dengan DoctorShare Foundation sebagai relawan saat bertemu dengan Dr. Berpartisipasi dalam tur RSA. Pendeta Lat ke Wakatobi Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Otomatis Recall, RS Terapung Dr Lai Dharmawan II kembali berlayar ke Kepulauan Seribu

Saat itu, di kampus tempatnya kuliah, ia bekerjasama dengan yayasan yang didirikan oleh Dr Minsiuna Dharamwan.

Dokter berpenampilan manis itu pun tak mau melewatkan kesempatan menjadi sukarelawan.

Baca Juga : Dr. Kisah Wahiudi yang merantau ke pulau terpencil, seharinya melayani puluhan ibu hamil.

Saat itulah ia mendaftar menjadi relawan Wakatobi dan merasakan pengalaman pertamanya beroperasi di kapal.

“Di kapal kami rata-rata bisa melakukan 12 operasi per hari. Dari operasi kecil hingga operasi besar, termasuk sunat bayi,” kata dr Kezia kepada saranginews.com.

Saat itu, menurut dr Kezia, ia bersama dokter dan tenaga medis lainnya seperti perawat dan apoteker tidur di pesawat selama tiga bulan bertugas.

Keziah Sinaga melakukan operasi di RS Terapung Dr. Lai Dharmawan. Foto: Dika Rahardjo/JPNN

Relawan dokter dan staf medis memberikan layanan kesehatan dan operasi gratis bagi penduduk pulau yang dikunjungi RSA.

“Biasanya kami tidak ada kegiatan pada hari Sabtu dan Minggu saat kami bertugas di pulau-pulau. Namun kami tetap bersiaga jika ada rumah sakit di daratan dan pulau-pulau sekitarnya yang membutuhkan bantuan kami untuk beroperasi, lanjut dr Kezia.

Dr. Diakui Kezia, terdapat perbedaan antara pasien di wilayah kepulauan dan kota besar.

Oleh karena itu, petugas medis harus ekstra sabar dalam menjelaskan jika ada pasien di kapal yang menderita penyakit tertentu namun takut untuk menjalani operasi.

“Kami berusaha menjelaskannya dengan bahasa yang sejelas-jelasnya agar warga memahami maksud dari operasi tersebut,” lanjutnya.

Dr. Keziah pun mengaku kaget sekaligus terkesan dengan kejujuran warga pulau yang ia perlakukan. Ia kaget saat warga membawakannya sekantong kelapa sebagai ucapan terima kasih.

“Penduduk desa membawakan kami sekarung besar berisi kelapa. Jadi kami semua segera menghabiskan kelapa muda itu. “Dan saya kaget diberi kelapa,” kata dr Kezia.

Dr. Kezia Sinaga Dewan RSA Dr. Minceuna saleh. Foto: Natalia Lawrence/JPNN

Lebih lanjut dr. Kezia RSA Dr. Lai bersekolah di Dharmawan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.

Di Pulau Panggang, Dr. Kezia menghadiri operasi tersebut bersama dr Minciuna Dharmawan. Dalam sehari, ia bersama tim DoctorShare melakukan operasi kapal terhadap puluhan warga Pulau Panggang dan sekitarnya.

“Saya berharap rumah sakit terapung ini tetap beroperasi sehingga bisa memberikan pelayanan di kawasan 3T. Ia mengatakan, kami berharap masyarakat kepulauan juga dapat merasakan manfaat dari layanan kesehatan gratis ini. (flo/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *