saranginews.com JAKARTA – Pakar komunikasi Juliandre Darwis mengatakan Generasi Z yang merupakan pengguna internet paling aktif akan berperan mendorong terciptanya bisnis digital di Indonesia.
Menurut We Are Social, terdapat 185 juta pengguna internet di Indonesia hingga Januari 2024.
BACA JUGA: Memanfaatkan dunia digital untuk berdagang, belajar, dan berbagi informasi.
Jumlah ini terus meningkat dalam satu dekade terakhir, terutama di kalangan Generasi Z.
“Saat ini cita-cita karir anak muda tidak jauh dari pengaruh internet, 64 persen Gen Z lebih memilih menjadi wirausaha, seperti wirausaha kuliner. Misalnya saja chef yang memiliki usaha di bidang kuliner, kata Juliandre saat menjadi pembicara dalam serial webinar Conversations with Legislators bertajuk “Menciptakan semangat kewirausahaan digital sebagai sarana penunjang perekonomian Indonesia” yang diselenggarakan oleh Direktorat. Optik Umum Kementerian Komunikasi dan Informatika. Republik Indonesia, Minggu (19 Mei).
BACA JUGA: Kunci mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah adopsi digital
Penasihat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang kawasan ekonomi khusus mulai tahun 2022, lanjutnya, karena wirausaha atau wirausahawan Gen Z menawarkan hal yang lebih besar dan harapan yang lebih jelas dibandingkan menjadi pegawai.
Karena itu, Iuliandre mengingatkan, jejaring sosial tidak lagi sekadar untuk komunikasi. Namun sebaiknya dijadikan sebagai sumber penghasilan atau berwirausaha.
BACA JUGA: Wanita Dibunuh, Jenazah Korban Dimasukkan ke Koper, Identitas Terungkap
“Media sosial bukan sekedar tempat untuk scrolling, sebenarnya (harus) bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai nilai bisnis dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini yang terpenting tentang desain dalam konteks kewirausahaan digital,” ujar lulusan Doktor Komunikasi Massa, UiTM Malaysia, 2010 itu.
Di sisi lain, Iuliandre juga mengingatkan, kreatif dan inovatif dalam bermedia sosial dapat dilakukan dengan membuat konten yang aman dan tidak mengganggu orang lain.
“Apa yang harus kita pertimbangkan dalam membangun kewirausahaan digital sebagai sarana penunjang (perekonomian)? Gunakan teknologi ini dengan benar dan terarah,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Taufik Abdullah mengatakan teknologi digital membuka banyak peluang baru untuk memberikan pendapatan yang sangat menarik bagi masyarakat.
Tentunya untuk mencapai semua itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta komitmen dan konsistensi yang kuat dari para pelaku bisnis digital atau wirausaha digital.
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Negara Maju (OECD) menyebutkan Indonesia akan memiliki PDB sebesar US$8,89 triliun pada tahun 2045 dan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia.
Hal ini tidak lepas dari bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Dimana pada tahun 2035 komposisi masyarakatnya adalah 70 persen generasi produktif (15-64 tahun) dan 30 persen kelompok usia tidak produktif (di atas 65 tahun).
“Jadi kalau umurmu 50 tahun, kamu belum tua,” kata Tawfik.
Namun, lanjut pengawal lembaga Amila Zakat Space Philanthropy Indonesia, bonus demografi bisa menjadi berkah sekaligus bencana.
Suatu berkah jika pemerintah dapat memberdayakan sumber daya manusia, melakukan investasi besar di bidang pendidikan, serta membangun dan mengembangkan industri dalam negeri. Tiongkok telah berhasil melakukan hal ini dengan memperoleh bonus demografi.
Namun Afrika Selatan gagal memanfaatkan bonus demografi karena pemerintah gagal mengembangkan sumber daya manusia untuk mengisi kekosongan.
Oleh karena itu, tambah Taufik, untuk memasuki Indonesia Emas 2045, mau tidak mau masyarakat harus melek digital. Memahami dan menggunakan teknologi digital.
Apalagi menurut data Bappenas tahun 2023, teknologi berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 hingga 7,1 persen.
“Saya berharap para guru bisa lebih kreatif lagi secara individu maupun kolektif (mulai berwirausaha di ranah digital),” kata anggota Dewan Penjaminan DPP PKB 2019-2024 ini.
Isu pemanfaatan teknologi untuk memasuki kewirausahaan digital juga menjadi sorotan Dosen Universitas Jenderal Sodirman (Unsoed) Sarno.
“Hakikat kewirausahaan digital adalah pemanfaatan teknologi digital secara kreatif untuk memenuhi kebutuhan pasar,” kata Sarno.
Namun menurut Sarno, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam membangun kewirausahaan digital.
“Pertama, akses teknologi dan infrastruktur digital yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis online,” jelas konsultan pendamping UMKM peraih Sertifikat Kompetensi BNSP Jakarta ini.
Kedua, terbatasnya pengetahuan dan keterampilan digital. Banyak calon wirausaha digital mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan digital yang cukup untuk memulai bisnis online.
“Tantangan selanjutnya adalah kompetisi. Karena di era ini semua serba online, semuanya digital, persaingan pasti akan banyak. Mencari celah pasar yang unik dan membedakan usaha dengan kompetitor bisa menjadi tantangan tersendiri,” ujar UMKM Kabupaten Banjarnegara.
Tantangan keempat terkait pembiayaan dan permodalan. Dimana meluncurkan dan mengembangkan bisnis digital memerlukan investasi awal yang cukup besar terutama untuk pengembangan produk dan pemasaran.
“Masalah keamanan data dan privasi juga menjadi perhatian utama dalam bisnis digital, terutama dengan maraknya serangan siber dan peraturan privasi yang semakin ketat. Memastikan keamanan data pelanggan dan kepatuhan terhadap peraturan merupakan tantangan yang harus dihadapi pengusaha digital,” ujarnya.
Karena itu, Sarno telah menyiapkan sejumlah strategi inovatif untuk menghadapi semua persoalan di atas. Hal ini mencakup penciptaan infrastruktur teknologi yang baik, serta pelatihan dan pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan digital.
Ditambah kerjasama, komunikasi dengan siapapun, apalagi yang lebih berpengalaman.
Menurut Sarno, untuk menghadapi persaingan yang ketat, seseorang harus berani membedakan produk dan jasa. Fokus pada pengalaman pelanggan.
“Memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dapat membantu membangun loyalitas dan membedakan bisnis Anda dari pesaing,” jelasnya.
Selain itu, Sarno juga membagikan beberapa langkah praktis untuk membantu Anda memulai karir sebagai wirausaha digital. Mulailah dengan meneliti dan mengidentifikasi peluang.
“Pilih niche atau fokus yang jelas dengan mengidentifikasi area atau industri yang ingin Anda masuki. Fokus pada segmen pasar tertentu untuk membedakan diri Anda dari pesaing. Gunakan riset pasar Anda untuk mengembangkan ide bisnis yang unik dan menarik, pastikan ide tersebut memecahkan masalah . khusus atau memenuhi kebutuhan pasar,” jelasnya.
Kemudian membuat rencana bisnis yang komprehensif, menerapkan inisiatif digital, mengembangkan produk atau layanan, mempromosikan produk melalui media sosial atau marketplace, dan melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja bisnis.
“Bagi kalian yang sudah menggunakan media sosial (untuk bisnis), kuncinya adalah fokus dan konsistensi. Jangan setengah-setengah,” kata Sarno dalam nasehatnya. (rhs/jpnn) Yuk tonton juga video ini !
BACA ARTIKEL LAGI… Kasus penganiayaan terhadap mahasiswa Unpam, polisi tetapkan empat tersangka