saranginews.com – Wakil Wali Kota Tangerang dua periode 2013 hingga 2023, Sakrudin punya kisah inspiratif.
Ia tidak pernah membayangkan anak asal Desa Gondrong, Provinsi Sipondoh, bisa menjadi orang penting di Kota Tangerang.
BACA JUGA: Arief-Sachrudin unggul karena diperlakukan tidak adil
Kenny Kurnia Putra, Tangerang
“Saya tinggal di Kampung Gondrong, Sipondoh. Sekolahku di SDN 1 Cipondoh lalu SMPN 1 Kota Tangerang. Saya ke sekolah naik sepeda,” kata Sakrudin, Sabtu (20/7).
BACA JUGA: Pimpin Pilkada Tangerang, Faldo Maldini akan maksimalkan teknologi AI
Pria kelahiran 6 November 1961 ini kaget karena berasal dari desa namun berhasil sukses di kota.
“Saya juga kaget saat pindah dari desa ke kota, tapi alhamdulillah saya bisa beradaptasi,” ujarnya.
BACA JUGA: 1.368 PPPK Kota Tangerang resmi dibuka, Nurdin. Tunjukkan kinerja yang baik
Sakrudin pun bercerita tentang masa kecilnya yang penuh warna di Sipondoh.
“Di Cipondoh ada situ (danau). Menurut engkong saya, itu hutan. Di tengah Situ Cipondoh terdapat tanda-tanda bekas hutan yang pepohonan besarnya konon menyeramkan. Tapi suatu ketika saya berdiri di sana, tengah malam, karena ada sarang ikan di sana,” ujarnya.
Ia pun menceritakan perjalanan karirnya, dimulai sebagai pegawai negeri sipil pada tahun 1983 dengan posisi pertama sebagai satpam di sebuah rumah sakit.
“Jadi karena kedekatan saya dan keterlibatan aktif dalam organisasi, saya ingin terlibat dekat dengan kepala desa, bupati, dan walikota,” ujarnya.
Pada tahun 1996, Sachrudin dipekerjakan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dan pada tahun 2000 diangkat menjadi kepala desa.
Ia juga mengatakan, sebelum menjadi PNS, ia bekerja di sebuah perusahaan, kemudian bernama RS Sitanalai.
Tokoh yang tersenyum ini menceritakan perjalanan karirnya, berhenti sejenak untuk menceritakan kisahnya. Ia tak kuasa menahan emosi dan rasa bangga atas jasa dan peran orang tuanya.
Ia mengatakan, kalau bukan karena orang tuanya, Sachrudin pasti sudah keluar, karena ia mendapat gaji di perusahaan sebesar 200.000 dram, dan ketika menjadi PNS pada tahun 1983, ia hanya menerima 16.800 dram.
“Makanya saya tidak pernah membayangkan menjadi wakil wali kota dua periode. Hal ini semata-mata karena dorongan, dukungan dan doa dari orang tua saya yang terus memberikan semangat kepada saya,” kata Sachrudin.
Kini Sachrudin yang maju sebagai calon Wali Kota Tangerang periode 2024-2029 memiliki visi besar untuk Kota Tangerang, salah satunya Situ Sipondoh.
Ia membayangkan potensi besar yang bisa dikembangkan mengalahkan tempat wisata di tempat lain.
“Karena luasnya, kamu bisa bermain ski. Kota Tangerang merupakan pintu gerbang menuju Indonesia. Seringkali masyarakat bingung mau kemana ketika datang ke sini, padahal destinasinya banyak, salah satunya Situ Cipondoh. magnetnya akan kuat,” ujarnya.
Berbicara tentang kesejahteraan warga Tangerang, Sakhrudin menekankan pentingnya pendidikan, kemudahan akses layanan kesehatan, dan terciptanya infrastruktur yang baik.
Ia berencana akan bersinergi dengan perusahaan-perusahaan terkait ketenagakerjaan apabila masyarakat diberdayakan untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tangerang pada Pilkada 2024.
“Kedepannya kita bisa membuka balai pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan adanya destinasi wisata di Kota Tangerang saat ini dapat dioptimalkan untuk menciptakan peluang dan mengurangi pengangguran,” ujarnya. (mcr8/jpnn)