saranginews.com, BONTANG – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mendorong pengembangan industri pupuk untuk menciptakan energi hijau di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Menko Airlangga saat melakukan kunjungan kerja ke PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) di Kota Bontang, Kalimantan Timur pada Selasa (13 Agustus).
BACA JUGA: Menko Airlangga mengatakan perintah biru dan hijau telah dikeluarkan untuk menjamin hak atas tanah
Ia mengatakan, pemerintah mendukung kebangkitan infrastruktur pabrik pupuk secara modern.
BACA JUGA: Menko Airlangga dan Elite PKT bahas peningkatan kerja sama kedua negara dengan Anggota DPR, Wakil Anggota Koordinasi Perdagangan Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian, dan Kelompok Pakar Kementerian Koordinator Perekonomian . CEO PT Pupuk Indonesia dan CEO PT Pupuk Kaltim. Foto: Dokumen Humas Kementerian Perekonomian
Oleh karena itu, industri, lembaga penelitian, dan kementerian/lembaga terkait perlu bekerja sama untuk menghasilkan pupuk yang lebih baik dan berkelanjutan.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat upaya menjawab tantangan global seperti anjloknya harga bahan baku dan perubahan iklim.
BACA JUGA: Menko Airlangga dan Menhan Prabowo Kunjungi Sekjen OECD, Ini Sempat Dibicarakan
“Tujuan dibangunnya pabrik pupuk bukan untuk industri petrokimia, tapi tujuan utamanya (produksi) beras. Tanpa pupuk, tidak ada revolusi pertanian. Makanan pokok orang Indonesia adalah beras, jadi kita sudah berhasil mandiri. -cukup beras,” kata Menteri Koordinator Airlangga, Rabu (14 Agustus) dalam keterangannya.
Menko Airlangga mengatakan, pasca reformasi, pembangunan pabrik pupuk dan komponennya berjalan lambat.
“Padahal, membangun pabrik merupakan peluang kerja yang besar bagi masyarakat sekitar di industri yang membutuhkan modal,” ujarnya.
FYI, industri pupuk berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian Indonesia.
Ketahanan pangan nasional dapat dicapai melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman, dan pupuk merupakan faktor penting dalam mencapai ketahanan pangan.
Menko Airlangga juga mengapresiasi pentingnya peran Pupuk Kaltim dalam mendukung kebijakan pupuk nasional dalam mengedepankan teknologi hijau dan menuju teknologi biru yang diharapkan dapat menjadi pionir industri ramah lingkungan dan menjadi benchmark bagi industri lainnya.
Kontribusi perusahaan ini sangat penting dalam pembangunan daerah dan nasional.
“Yang penting pupuknya tepat sasaran (misalnya) untuk pengembangan hortikultura karena memberikan nilai tambah bagi masyarakat, (setelah itu) akan ada kemajuan untuk petrokimia,” jelasnya.
Menko Airlangga meyakini Indonesia merupakan negara Asia Pasifik pertama yang memproduksi pupuk hijau dalam jumlah besar.
Makanya ini bisa menjadi tantangan ke depan yang ingin saya laksanakan karena ini sejalan dengan rencana transisi energi, kata Menko Airlangga.
Menurut Menko Airlangga, sumber energi dunia di masa depan akan mengarah pada hidrogen, namun Indonesia juga kuat karena memiliki kemampuan dalam memanfaatkan amonia.
“Kita harus mendorong pembangkit listrik amonia, karena di beberapa negara 20 persen amonia sudah digunakan untuk batu bara. Jadi kombinasi penangkapan dan penyimpanan amonia dan karbon dioksida juga menghasilkan energi ramah lingkungan. Tujuan kita adalah mencapai nol emisi, bukan menghilangkan energi yang kuat. (sumber) yang sudah ada di Indonesia.
Pemerintah berencana menyalurkan pupuk bersubsidi tahun 2024 sebanyak 9,55 juta ton sesuai nama dan alamat yang ditetapkan Presiden Joko Widodo dalam rapat internal kelanjutan kebijakan beras pada 26 Februari 2024. Ceramah.
Jumlah tersebut meningkat dari jumlah pupuk bersubsidi sebelumnya sebesar 4,7 juta ton.
Selain itu, anggaran subsidi pupuk tahun 2024 bertambah Rp7,1 triliun dari sebelumnya Rp26,68 triliun sehingga total anggaran menjadi Rp33,78 triliun.
Saat ini, pemerintah juga berupaya meningkatkan transparansi dan efisiensi distribusi pupuk bersubsidi.
Pengenalan teknologi digital bertujuan untuk meningkatkan manajemen pasokan dan pengiriman ke petani agar sesuai dengan tujuan.
Salah satu upaya penting dalam hal ini adalah mengintegrasikan data dan sistem ke dalam satu platform real-time yang terintegrasi.
Misalnya saja integrasi data dan sistem Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui program i-Pubers.
Kedepannya diharapkan dapat terintegrasi pada sistem informasi dan perbankan juga pada dompet elektronik.
“Dan yang juga menjadi pekerjaan rumah Pupuk Indonesia adalah agar distribusi pupuk merata sampai di tujuan. Nah, untuk sampai di tujuan itu perlu sistem, dan saya kira sistem digitalnya sudah siap. instruksi presiden untuk melakukan uji pupuk di tempat tujuan,” pungkas Menko Airlangga. (mrk/ jpnn) Jangan lewatkan video pilihan redaksi ini: