Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

saranginews.com, JAKARTA – Terletak di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rawan bencana dibandingkan negara lainnya.

Banyaknya bencana di Indonesia didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan lain-lain.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian ajak perguruan tinggi dukung Indonesia masuk keanggotaan OECD

Kondisi geografis saat ini membuat Indonesia rentan terhadap kekeringan dan kebakaran hutan, bahkan di Provinsi Sumatera Selatan.

Beragamnya topografi ekosistem dataran tinggi, dataran rendah, mangrove, dan rawa menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai penghasil berbagai hasil perkebunan, pertanian, dan perikanan yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian wilayah tersebut.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ungkap Tujuan Pemerintah Optimalkan Potensi Kawasan BBK

Namun kondisi geografis tersebut juga berpotensi menimbulkan tantangan bencana alam akibat kekeringan dan kebakaran hutan, khususnya di lahan gambut, yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi di berbagai sektor.

“Panggilan dan simulasi hari ini merupakan bentuk kepedulian dan kesiapan kita dalam mencegah karhutla,” kata Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan instruksi seruan dan simulasi penanggulangan karhutla. (Karhutla) ke Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2024 di Kota Palembang pada Sabtu (20 Juli).

BACA JUGA: Ridwan Kamil Kagumi Inovasi Airlangga Hartarto di Golkar

“Ini bukan sekadar unjuk kekuatan, tapi mendorong kita untuk melatih tenaga kerja yang terampil, keterampilan yang sesuai, dan peralatan yang mumpuni,” tegas Airlangga.

Provinsi Sumatera Selatan terdampak parah akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2022 dengan kerugian ekonomi mencapai Rp42,7 miliar, dengan kerusakan tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir senilai Rp11,4 miliar.

Selain itu, Menko Airlangga Joko Widodo juga menyampaikan pedoman penanganan kebakaran hutan dan lahan, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan penerapan sistem manajemen kelangsungan bisnis (BCMS).

Upaya pencegahan bencana harus dilanjutkan secara efektif untuk menjaga keselamatan masyarakat dan meminimalkan dampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Dengan adanya pencegahan dan deteksi dini kebakaran hutan dan lahan, diharapkan pemadaman akan lebih mudah dan kemungkinan kerugian dapat dikurangi.

Menurut Menteri Koordinator Airlangga Plt. Gubernur Sumsel Elen Setiadi juga menyampaikan langkah-langkah preventif yang dilakukan kabupaten tersebut, mulai dari kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan, inspeksi kepatuhan perusahaan perkebunan dan kehutanan, langkah-langkah dan koordinasi perubahan iklim. dengan pemerintah pusat.

Selanjutnya berbagai tindakan yang dilakukan antara lain pembentukan stasiun pemadam kebakaran darat, patroli darat dan udara, operasi penembakan darat dan udara serta operasi pencarian berkelanjutan, kata Plt. Gubernur Elen.

Usai pemaparan, Menko Airlangga secara simbolis menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana Corporate Social Responsibility (CSR), dan menyerahkan dana Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) dari penyalur KUR.

Penyaluran KUR sebesar Rp 18,97 miliar disalurkan kepada 92 debitur melalui penyalur KUR BRI, BNI, Bank Mandir dan BPD Sumsel Babel.

Selain itu, Menko Airlangga juga secara simbolis menyerahkan dana PSR sebesar Rp 11,2 miliar yang disalurkan kepada 184 pabrik dengan luas total 373,51 ha.

Oleh karena itu, program KUR dan PSR diharapkan terus ditingkatkan dan di Pulau Sumatera salah satu penerima terbesar adalah Sumsel, kata Menko Airlangga.

Selain itu, Menko Airlangga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara Pemda Sumsel dengan pusat investasi negara dalam rangka memperluas pembiayaan UKM dan memperkuat peluang pengaruh.

Para Menteri Koordinator menandatangani nota kesepahaman pengembangan industri minyak kelapa mentah (CCO) antara Kementerian Koordinator Perekonomian, Pemerintah Provinsi Sumsel, Indonesia Japan Business Network, dan Green Power Development Corps Jepang. Menjadi bahan baku bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).

Turut hadir Kapolda Sumsel Kombes Pol. A. Rahmat Wibowo, Deputi I Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, Deputi II Kemenko Perekonomian Dida Gardera, Juru Bicara Koordinasi Perekonomian Haryo Limanseto, Gubernur Jambi Al Haris, Direktur BPDPKS Edy Abdurahman, pejabat Kementerian /Badan, dan juga beberapa pemerintah daerah Sumsel. (fny/adv)

BACA ARTIKEL LAGI… Menko Airlangga Hartarto tegaskan penguatan sinergi kunci pengendalian inflasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *