Ketua MPR Bamsoet Ingatkan Harus Ada Langkah Serius Kuatkan Nilai-nilai Kebangsaan

saranginews.com, Jakarta – Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan perlu dilakukan langkah serius untuk memperkuat nilai-nilai dan kearifan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda.

Pernyataan tersebut dilontarkan nama populernya, Bamsoet, pada acara Sidang Empat Pilar MPR bekerja sama dengan Persatuan Putra dan Putri TNI Angkatan Udara (PPPAU) pada Rabu (26/6) di Aula Parlemen, Senan, Jakarta.

Baca Juga: IKA Unpad Terima Pin Sebagai Wakil Ketua MWA, Bamsoet: Suatu Kehormatan Bagi Saya

Penerima brevet dan sayap kehormatan bagi penerbang pesawat tempur TNI Angkatan Udara ini mengatakan, Pancasila merupakan pandangan hidup yang menjadi tempat bertemunya dan menyatukan berbagai ideologi yang berperan mendasar dalam mempersatukan bangsa, suku, agama, dan keberagaman Perbedaan budaya dan bahasa.

Pancasila terbukti mampu mempersatukan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai gelombang tantangan dan cobaan sejarah sehingga hingga saat ini Indonesia kokoh berdiri sebagai bangsa yang besar.

Baca juga: Pimpinan MPR Sebut Keputusan MKD Soal Bamsoet Ada Cacat Prosedur

Sebagai ideologi dan landasan pemerintahan, nilai-nilai Pancasila merupakan ruh yang menginspirasi seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila merupakan sumber arah jati diri bangsa, kepribadian, nilai-nilai dan ketahanan nasional.

“Panxilla juga merupakan landasan dan landasan penyelenggaraan pemerintahan. Penciptaan peraturan Panxilla bersifat legal-konstitusional, sah dan mengikat seluruh lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan setiap warga negara tanpa terkecuali,” jelas Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini mengatakan, Pancasila sebagai ideologi nasional sebenarnya merupakan ideologi terbuka dalam mengadopsi nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan pemerintahan.

Namun, di tengah tantangan dunia dan laju peradaban, saat ini dan di masa depan, penerapan nilai-nilai Panaxilla akan menghadapi tantangan yang semakin sulit dan dahsyat.

Bamsot mengatakan, laju globalisasi yang didukung pesatnya perkembangan teknologi informasi telah memunculkan banyak alternatif ideologi melalui berbagai media yang mudah diakses oleh anak-anak di semua negara.

Misalnya saja munculnya ekstremisme, ekstremisme, bahkan gaya hidup hedonisme dan konsumsi.

Lebih lanjut, munculnya isolasi sosial telah memunculkan identitas politik serta kecenderungan menguatnya gejala perpecahan dan perpecahan sosial berdasarkan SARA, kata Bamsoet.

Ia mengatakan, berbagai tantangan bangsa yang ada menjadi contoh perlunya mengambil langkah serius untuk memperkuat nilai-nilai dan kearifan bangsa, khususnya bagi generasi muda Tanah Air.

Sebab, Bamsot mengingatkan, generasi muda tanah air merupakan sumber daya manusia yang akan menjadi basis tenaga dan pembangkit pembangunan bangsa.

“Di tangan generasi baru akan terlihat wajah peradaban dan gambaran masa depan bangsa dan pemerintahan Indonesia,” tegasnya.

Menurut Bamsot, di sinilah saat yang tepat untuk memperkuat ideologi dan rasa nasionalisme generasi baru Tanah Air.

Bamsoet menyimpulkan, “Tujuannya bukanlah generasi yang cerdas dan berpengetahuan, namun miskin budi pekerti, dan tercerabut dari akar budaya bangsanya.”

Sekadar informasi, yang hadir dalam acara tersebut diwakili Marsekal Mohamed Tony Harjono dari KSAU, Asisten Kapabilitas Udara KSAU, Marsekal TNI Andy Wijaya, Asisten Kapabilitas Udara Komando Operasi Udara Nasional, Marsekal Pertama Fajr Adrianto, dan Ketua Umum. Persatuan Putra dan Putri Angkatan Udara (PPPAU) Fastabikul Khairat. (mrk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *