saranginews.com, JAKARTA – Mansiang, salah satu jenis rumput anyaman, semakin populer di kalangan generasi muda sehingga memberikan pengaruh positif bagi para perajin.
Yeni Walnita, pengusaha ultra mikro di Padang, Sumatera Barat, merasakan hal serupa. Mulanya ia membuat kombuiki, tas khas warga desa Taratak Kumbang.
BACA JUGA: Pemberdayaan BRI Bikin Klaster Pengrajin Batu Paras Taro Bali Makin Berkembang
Kombuik merupakan usaha yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat desa. Namun produk yang homogen ini menjadikan produk mansiang kurang beragam.
Yeni tak rugi setelah menjadi klien PNM Mekaare dan rutin mengikuti pelatihan sehingga memiliki beragam kreasi produk.
BACA JUGA: Tips nasabah PNM Mekaare agar terhindar dari pencurian data pribadi jika terjadi pinjaman ilegal
“Saya terlibat dalam klasterisasi daun mansiang dan pemberdayaan UMKM rakyat. Kalau tidak, saya tidak bisa membayangkan bisa menciptakan produk seperti itu,” kata Yeni dalam keterangannya, Senin (24/6).
Berbagai produk tenun mansiang buatan Yen antara lain tas mukena, tas laptop, tas pesta wanita, tas selempang pria, kotak tisu, tas drum dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Kisah Sukses Elly Klien PNM Mekaar yang Memulai Perusahaan Nastar Semanggi
“Produk tenun mansiang menambahkan unsur pita, bunga dan diwarnai agar terlihat menarik,” imbuhnya.
Berkat kegigihannya, Yeni rata-rata meraup penjualan hingga Rp 5 juta setiap bulannya. Ia juga memasarkan produknya secara online dan menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya.
“Alhamdulillah ada yang membantu. Di Tarataki ini banyak ibu-ibu yang kesulitan mencari uang. Begitulah mereka membantu saya membuat kreasi tenun,” tambah Yeni.
Usaha yang dirintis Yen ini tidak lepas dari peran PNM yang memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha melalui program Membangun Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), serta kegiatan wirausaha dan kelompok. (jlo/jpnn)
