Transplant Fest 2024, Masyarakat Diajak untuk Melek Transplantasi

saranginews.com, JAKARTA – Masyarakat Transplantasi Indonesia (InaTS) memperingati Hari Transplantasi Sedunia 2024 dengan acara puncak Transplant Fest 2014.

Transplant Fest 2024 InaTS bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, yaitu masyarakat, pemerintah, serta rumah sakit makanan nasional (rumah sakit vertikal Kemenkes dan rumah sakit daerah) dan rumah sakit transplantasi besar.

BACA JUGA: RSPAL dr. Ramelan berhasil melakukan operasi transplantasi ginjal

Komunitas-komunitas yang turut serta memeriahkan acara kali ini antara lain: Katahati, Komunitas Pasien Dialisis Indonesia (KPCDI), Komunitas Transplantasi Helium Indonesia (YKCGI), Pejuang Hati dan Sahabat Transplantasi.

Presiden Inats, Ph.D. Dr. Maruhum Bonar H. Marbun dari SpPD-KGH mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya transfer dalam menyelamatkan banyak nyawa, khususnya di Indonesia. 

Juga: Transplantasi terumbu karang di pesisir Sulaa oleh PIS

“Rangkaian acara menjelang Transplant Fest 2024 merupakan wujud kesungguhan kami dalam mengajak lebih banyak masyarakat untuk lebih sadar akan transplantasi,” ujar Dr. Bonara dalam khutbah yang disampaikan Selasa (11/6). 

Di bawah slogan “Beri Harapan, Beri Kehidupan”, InaTS mengajak semua orang untuk menyebarkan pesan harapan, meningkatkan kesadaran tentang transplantasi dan mengingatkan masyarakat akan kapasitas luar biasa manusia untuk beradaptasi dan menerima.

BACA JUGA: Jun Bintang kembali percaya diri setelah transplantasi rambut

Selain itu, InaTS juga berupaya mengembangkan penerjemahan di Indonesia sehingga menghasilkan transfer data yang besar.

Tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan informasi publik, akademik dan medis tentang kesehatan. 

Data ini dikumpulkan dari pusat transplantasi yang menyediakan layanan transplantasi donor hidup di Indonesia dan akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas layanan transplantasi ginjal yang diberikan kepada masyarakat. 

Dr. Bonar menambahkan betapa pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang transplantasi, organ, sel dan jaringan.

Transplantasi memberikan harapan baru kepada pasien yang menderita gagal organ agar tetap produktif, menikmati kualitas hidup yang baik dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa ketergantungan pada fasilitas/alat/peralatan tertentu di rumah sakit. 

Selain itu, proses ini akan mengurangi komplikasi akibat kegagalan organ, seperti pendarahan, kejang, anemia, dan infeksi; dan pada pasien dengan penyakit hati, hal ini dapat mengurangi gejala kerusakan hati. 

“Kami selalu mengedukasi masyarakat termasuk melalui rangkaian Transplant Fest 2024,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, dalam rangka acara Chair Transplant Fest 2024, Dr. Gerhard Reinaldi Situmorang, SpU(K), mengatakan Transfer Festival 2024 bukan sekedar pertemuan, melainkan perayaan kehidupan, wadah edukasi dan ajakan aksi nyata terkait isu transfer di Indonesia.

Festival Transplantasi ini diadakan serentak di berbagai kota seperti Batavia, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Bali, Makassar, Manado, Medan, Padang dan Palembang.

“Di sini, para ahli berkumpul untuk berbagi wawasan, pengalaman dan kemajuan mereka, serta menyoroti pentingnya donasi dan transplantasi organ, sel atau jaringan,” jelasnya. 

Dr. Gerhard menjelaskan, transplantasi sendiri melibatkan pengambilan organ, sel atau jaringan dari tubuh manusia dan menempatkannya di tubuh seseorang yang mengalami kegagalan organ. 

Hal itu dilakukan sedemikian rupa sehingga bisa menyelamatkan nyawa penerima donor.

Transplantasi biasanya hanya dipertimbangkan ketika semua pengobatan lain gagal dan dokter yakin pasien hanya dapat disembuhkan melalui transplantasi. (esy/jpnn) 

Pupuk Kaltim sedang mengembangkan metode transplantasi dan taman laut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *