saranginews.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti pengendalian utang pada tahun anggaran 2025.
Sri Mulyani mengatakan kasus di Indonesia harus ditangani dengan hati-hati.
BACA: Cara Sri Mulyani Kelola Pajak dan APBN Agar Dapat Pangan Bergizi Gratis
Memang, tingginya suku bunga diperkirakan akan terus berlanjut (dalam jangka waktu lama) sehingga akan berdampak pada anggaran pemerintah.
“Suku bunga jangka panjang yang tinggi tentu mempengaruhi belanja, terutama belanja bunga utang. Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menangani kasus seperti ini, kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan DPR di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Sri Mulyani Ikuti Bursa Pilgub DKI, Staf Kemenkeu Bicara ke Parpol
Bendahara negara itu mengatakan, untuk menjaga rasio utang, Kementerian Keuangan akan menambah uang internal, misalnya melalui Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kementerian Keuangan menetapkan target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2025 antara 2,45 hingga 2,82 persen.
Pendanaan investasi diperkirakan antara 0,3 persen hingga 0,5 persen terhadap PDB (PDB) dan rasio utang antara 37,98 persen hingga 38,71 persen.
Saldo pokok ditetapkan antara 0,3 persen dan 0,61 persen.
Sri Mulyani, saat Rapat Paripurna DPR ke-19 Masa Sidang V 2023-2024 di Jakarta, Selasa (4/6), mengatakan APBN 2025 memang dimaksudkan untuk diperluas.
Namun hal tersebut tetap menjadi target dan dapat diukur untuk meningkatkan kapasitas anggaran program pemerintah berikutnya.
Berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Prinsip Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan produk dalam negeri (PDB) antara 5,1 hingga 5,5 persen. Menurutnya, tujuan pertumbuhan ini ambisius, namun tetap menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, agar kondisi keuangan tetap sehat saat pemerintahan baru diterima, Menkeu menyampaikan pemerintah telah menjadikan rasio utang berada pada margin aman antara 37,9 hingga 38,71 persen terhadap PDB.
Pendanaan akan dijaga dan dikelola melalui pembiayaan yang inovatif, prudent dan berkelanjutan melalui pengelolaan utang Indonesia yang terus sebanding secara global, kata Sri Mulyani (antara/jpnn).