Ketua DPD RI Dukung Penuh Visi Prabowo untuk Kembali kepada Pancasila

saranginews.com, JAKARTA – Mantan Ketua MPR 1999-2004 Amien Rais menyayangkan dan meminta maaf atas perubahan UUD 1999-2002, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmoud Mattalitti, Pemilu 14-2024 Februari Prabowo mendesak Presiden terpilih Subianto mempercepat realisasi UUD 1999-2004. visinya.

Seorang senator asal Jawa Timur bersyukur atas meningkatnya kesadaran akan gagasan tersebut, bahkan DPD RI memutuskan untuk kembali ke sistem kerakyatan untuk menjalankan sistem negara sesuai rumusan para pendiri negara. , kemudian diurutkan untuk menghindari terulangnya kesalahan yang dilakukan selama perintah.

Baca juga: Asing Incar Potensi EBT Indonesia, Ketua DPD RI Imbau Daerah Tarik Masyarakat

“Saya bersyukur gagasan untuk kembali ke teks asli UUD 1945 dan membangun konsensus nasional telah menjadi konsensus masyarakat. Saya kira penyesalan Pak Amin Rice atas perubahan ekstrem tersebut harus dimanfaatkan secara konstitusional untuk mempercepat kembalinya Presiden terpilih Prabowo ke Pancasila, kata Lanalla, Kamis (6/6/2024).

LaNyalla, sebagai salah satu sosok yang menepati janji, mendukung penuh gagasan Prabow untuk kembali ke Pancasila. Selain sebagai negara hukum tertinggi, Pancasila harus menjadi gambaran konstitusi dan negara. Dalam visinya, Prabowo menulis bahwa “Pancasila adalah pemersatu bangsa dan ideologi serta falsafah bangsa yang harus dilestarikan di masa depan.”

Baca Juga: Ketua MPR Sebut Pancasila Akan Mengguncang Dunia Internasional

Lanalla berterima kasih kepada Amiens Rice atas penilaian jujurnya terhadap dampak negatif amandemen konstitusi. Terima kasih kepada Pak Amiens Rice yang secara terbuka mengakui bahwa amandemen UUD 1999-2002 berlebihan dan mengakar pada akar budaya Indonesia. Karena dia meninggalkan formula pembangunan bangsa. Ayah.

“Saya juga sudah berkali-kali mengatakan, menata ketatanegaraan menurut rumusan para pendiri bangsa bukan berarti kembali ke Orde Baru. Karena baik orde lama maupun orde baru tidak sekedar mengikuti rumusan para founding fathers negara.” Kembali ke teks, dia menyarankan agar kita mengubahnya melalui teknik tambahan.

Baca juga: Pancasila dan Kedermawanan Negara

LaNyalla menjelaskan, Amerika Serikat telah melakukan 27 amandemen melalui aksesi. India juga bertambah 104 kali. Oleh karena itu, tidak mengubah sistem nasional. Sedangkan pada tahun 1999-2002, lebih dari 95% artikel di Indonesia direvisi dengan mengganti dan menghapus bagian penjelasan. Jadi sistem negara berubah. Hal ini tidak lagi dikaitkan dengan pembukaan UUD.

Yang rumit adalah bahwa amandemen ini tidak disertai dengan teks ilmiah pada saat itu. Buktinya bisa dilihat dari hasil panitia konstitusi yang dibentuk MPR sendiri, pidato beberapa anggota MPR saat itu, serta video Ny. Hoffa. Waktu. MPR dan revisi-revisinya saat itu mengaku terburu-buru dan tidak mendidik.

“Jadi kalau kembali ke naskah asli UUD 1945, kita perlu melakukan amandemen, tapi di samping itu, kita masih perlu memperbaiki UUD asli. Tentu saja, selain mengambil semangat reformasi, kita juga harus memperkuat peran tersebut. Kedaulatan Rakyat Penting. “Menyusul keputusan Sidang Umum DPD RI Tahun 2023 tanggal 14 Juli 2015, terdapat lima usulan nasional yang diajukan DPD RI.

LaNyalla melanjutkan, dengan mengembalikan negara ke sistem pemerintahan berdasarkan rumusan para pendiri, maka sistem perekonomian juga akan adil. Sehingga perawatan bisa dilakukan lebih cepat. Karena penghalang menuju kesejahteraan adalah ketidakadilan. “Teorinya tidak jelas, tanpa keadilan kesejahteraan rakyat hanyalah impian. “Jadi keadilan sosial adalah inti dari tujuan bernegara,” ujarnya.

Amiens Rais, Ketua MPR periode 1999-2004, dikabarkan meminta maaf atas amandemen UUD 1945 yang mengubah sistem pemilihan presiden dari sistem parlementer menjadi sistem kerakyatan. Saat itu, Amins sadar dirinya terlalu naif, karena jika rakyat memilih presiden secara langsung, maka tidak akan ada kebijakan moneter.

Amiens Rice dari Senat berkata: “Mengapa saya mencabut kewenangan saya sebagai Ketua MPR sebagai badan tertinggi yang memilih presiden dan wakil presiden?” Perhitungan kami agak sederhana, jadi saya minta maaf sekarang.” Kompleks, Jakarta. (dkk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *