Terinspirasi Syaikhu, Heri Koswara Bakal Menggalakkan Lagi Biopori di Bekasi

saranginews.com, BEKASI – Biopori merupakan lubang hisap yang ditempatkan secara vertikal di dalam tanah untuk mengatasi genangan air dan meningkatkan daya serap air.

Gerakan pengeboran lubang biopori di Kota Bekasi sangat gencar dilakukan di Bekasi pada masa Ahmad Syaikhu menjabat wakil walikota (2013-2018).

BACA JUGA: Jelang Pilkada, Masyarakat di Bekasi Diimbau Mewaspadai Politisi Kutu

Kini, Heri Koswara, calon Wali Kota Kota Bekasi 2024-2029, ingin kembali menggalakkan gerakan pengeboran lubang biopori di Kota Bekasi.

“Ustadz Syaikhu dulu punya program Biopori Bekasi. Ia juga pernah bekerja dengan aktivis lingkungan. Makanya saya ingin promosikan kegiatan ini lagi. “Untuk mengurangi genangan air, lahan menjadi subur dan memiliki cadangan air bawah tanah,” kata Heri Koswara, Selasa (14 Mei) di Bekasi.

BACA JUGA: Terinspirasi Tri Sakti Bung Karno, M2 Siap Maju Pilkada Kota Bekasi

Sabtu lalu (1 Mei) Heri Koswara mengikuti kegiatan “Aksi Nyata!”. Kegiatan bersama beberapa aktivis lingkungan hidup di Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi.

Turut hadir dalam agenda ini aktivis lingkungan hidup Prof Sony Tri Laksono, budayawan Bekasi Bang Ilok, pendiri Kelompok Sadar Lingkungan Hidup Bekasi (Bang Darling), Abdul Rosid pendiri Jago Bekasi, Rois Kamil, ketua RT, RW serta para tokoh dan generasi muda sekitar kota bekasi sebanyak 100 orang.

BACA JUGA: Pilkada 2024: Kaesang Ikut Pertukaran Calon Walikota Bekasi

Acara ini dihadiri oleh banyak komunitas antara lain organisasi kampus KAMPALA, Laskar Merah Putih, 234 SC, Karang Taruna, Komunitas Hidroponik, Kelompok Wanita Pertanian, Green Millennial Bekasi, Sakawana Bakti, Bank Sampah, Petani Milenial, Mountaineers Organik dan Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jakarta 3 , IPB, Organisasi Rotary Bekasi Raya, LPM Pondok Melati, Ormas Oi dan Kelompok Nelayan Pamungkas.

Heri Koswara tidak hanya berbicara mengenai Biopor, namun juga mengenai pembangunan perumahan di Kota Bekasi dan hubungannya dengan lingkungan.

“Pada tahun 80an, ketika saya kuliah di Malaysia, pemerintah di sana sudah membangun rumah vertikal pertama. Akomodasi horizontal terbatas, mengapa? “Karena luas lahan tidak akan bertambah sementara jumlah penduduk terus bertambah, bukan berarti daerah resapan air dan ruang terbuka hijau (RTH) yang dilengkapi perumahan juga bisa dibangun, untuk itu kita harus mencintai negeri ini, kota bekasi, jelasnya.

“Sekarang sudah banyak perumahan dimana-mana, pemukiman bermunculan seperti jamur, kepadatan penduduk terus meningkat, kita tidak boleh melarang siapa pun untuk memiliki rumah dan sebagainya.” “Tetapi pemerintah juga harus mengatur penyesuaian pembangunan rumah dan apartemen agar udaranya tetap segar, airnya bagus dan kota Bekas nyaman bagi penghuninya,” kata calon Wali Kota Bekas dari PKS ini. (keluar/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *