GMP Ajak Anak Muda Yogyakarta Ramu Kebijakan Pariwisata Berkelanjutan

saranginews.com, YOGYAKARTA – Kawasan Yogyakarta terkenal sebagai kota wisata yang menjadi destinasi favorit wisatawan domestik dan mancanegara. Kekayaan budaya dan alam inilah yang membuat mereka tertarik datang ke Yogyakarta.

Namun kehadiran mereka bukannya tanpa efek samping. Salah satunya adalah lingkungan hidup yang patut mendapat perhatian, seperti pencemaran udara dan volume sampah.

BACA JUGA: Lintang Flores adalah salah satu cara menampilkan keindahan alam dan pariwisata

Menyikapi hal tersebut, Organisasi Partisipasi Pemuda atau yang dikenal dengan Generation Political Insight (GMP) mengadakan debat bersama 72 generasi muda untuk berpikir bersama dan mencari solusi terbaik bagi masa depan pariwisata Yogyakarta, melalui program Academia Politica bersama dengan partisipasi dalam tema Pariwisata Yogyakarta: Eksploitasi VS Berkelanjutan.

CEO Young Participation Foundation Neildeva Despendya mengatakan, “Dengan tema ini diharapkan generasi muda dapat memahami pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari, bahwa setiap partisipasi politik akan berdampak pada kehidupan bernegara dan bermasyarakat. dalam siaran persnya, Selasa (7 Mei).

BACA JUGA: Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Jadi Magnet Wisata Olahraga

Sementara itu, Hasrul Hanif, dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIP UGM, menjelaskan ada 4 indikator penting dalam pariwisata berkelanjutan, yakni pelestarian alam, pengelolaan sampah yang baik, pelestarian budaya, dan penguatan budaya. perekonomian lokal. . .

“Selain itu, diperlukan transparansi dari para politisi dalam pengembangan pariwisata dengan partisipasi aktif masyarakat. “Karena selama ini aspek tersebut masih sering terabaikan padahal perlu adanya partisipasi masyarakat untuk menghimpun pengetahuan lokal yang relevan dengan tujuan masing-masing kawasan pariwisata,” kata Hasrul.

BACA JUGA: IGN jadi tuan rumah simulasi sidang PBB yang melibatkan generasi muda dari seluruh dunia

Edelyne Mia Martanegara, Miss Youth Indonesia dan Wakil Pemuda DPR, menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut juga membahas bagaimana generasi muda dapat terlibat dalam pariwisata berkelanjutan.

Menurutnya, berdasarkan data Survei Benchmarking Nasional Kawula 17, sebanyak 69% generasi muda menyatakan ingin berpartisipasi dalam isu lingkungan hidup.

Edelyne mengatakan: “Ada beberapa cara yang bisa dilakukan generasi muda untuk terlibat dalam pariwisata berkelanjutan, mulai dari meningkatkan pengetahuan mereka tentang isu lingkungan, berpartisipasi dalam kegiatan langsung, menyebarkan aktivisme lingkungan melalui jejaring sosial dan berpartisipasi aktif di forum publik.

Edelyne juga mengapresiasi program Academia Politica yang tidak hanya sarat diskusi namun juga simulasi pengenalan kebijakan publik terkait penciptaan destinasi pariwisata berkelanjutan.

“Akademi Politik memposisikan generasi muda sebagai wakil pemerintah, LSM, dunia usaha, DPR, dan Akademi yang wajib menyiapkan argumentasi sesuai pendapatnya dalam waktu 30 menit,” jelasnya. Poin dan fungsi masing-masing role telah dirinci sebelumnya.

Usai berdiskusi, Edelyne terus menyampaikan pendapat dan bernegosiasi antar kelompok.

“Jadi masing-masing kelompok memberikan suaranya untuk menyetujui suatu kebijakan yang telah dirumuskan, khususnya kebijakan ramah lingkungan,” ujarnya.

CEO Youth Engagement Foundation, Neildeva Despendya, memastikan bahwa Academia Politica adalah ruang dan tempat pembelajaran yang aman di mana generasi muda dapat berpartisipasi aktif dengan memperoleh keterampilan menetapkan agenda, bernegosiasi, berdebat, dan bahkan membuat rekomendasi kebijakan.

“Tujuannya untuk mempersiapkan para pemimpin muda Indonesia, sehingga ketika mereka menduduki posisi kepemimpinan, mereka memahami bahwa isu lingkungan hidup akan menjadi isu prioritas bagi bumi di masa depan,” kata Neildeva.

Sebagai informasi, kegiatan bertema Yogyakarta Tourism: Mining VS Sustainability ini merupakan rangkaian kedua dari rangkaian Academia Politica yang digelar di Aula Fisipol UGM, Sabtu (4 Mei). Acara ini terselenggara atas kerja sama dengan Persatuan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan Politik (KOMAP) UGM. (cuy/jpnn)Video terpopuler saat ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA… Donna Agnesia yakin kehadiran bunga api merah bisa memantik minat anak muda terhadap olahraga bola voli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *