ACER Indonesia Kembangkan Instrumen Penilaian Kesejahteraan Siswa, Tinggalkan Sistem Hukuman

saranginews.com, JAKARTA – Direktur Australian Council for Educational Research (ACER) Indonesia Urip Purwono, Ph.D., mengatakan peningkatan kesehatan siswa menjadi kunci untuk membantu mereka mencapai potensinya.

Selain kesuksesan di bidang akademik, hubungan pribadi, dan kehidupan pribadi.

BACA JUGA: Acer Indonesia dukung mahasiswa sukses di Buti, Merauke lewat pengalaman riset

Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh direktur penelitian ACER, dr. Katherine Dix. Ia menjelaskan, fokus kesehatan siswa di sekolah telah bergeser dari medis ke psikologis.

Artinya, layanan kesehatan kini dirancang untuk membantu mengembangkan peserta didik dan bukan sekedar mengembangkan masyarakat, jelasnya dalam webinar ACER Indonesia bersama Asosiasi Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) dan Asosiasi Psikometri Indonesia (APSIMETRI) yang dipublikasikan. baru-baru ini di saluran YouTube ACER.

BACA JUGA: Acer Indonesia Sebut 5 Produk Ini Memenuhi Standar TKDN

Sekolah juga dihadapkan pada berbagai program untuk mendukung tercapainya situasi dimana siswa dapat merasa nyaman dan berkembang dalam lingkungan belajarnya yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhannya.

Rekan Peneliti Senior ACER Julie Murkins mempresentasikan dalam webinar Elaborasi Alat Peningkatan Sekolah: Keterlibatan dan Kesehatan Siswa sebagai kerangka kerja yang akan membantu sekolah mengoptimalkan kesehatan siswa di berbagai tingkat pendidikan.

BACA JUGA: Acer Indonesia sumbangkan tabung oksigen ke Rumah Sakit Pengacara

Sebuah laporan baru dari lembaga pemikir pendidikan global, GEM Centre, menunjukkan bagaimana negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah (LMICs) akan mendapatkan manfaat dari intervensi untuk meningkatkan kesehatan siswa. Hal ini karena dampak positif peningkatan prestasi siswa akan lebih penting dalam pembangunan negara dibandingkan di Negara Berpenghasilan Tinggi (HICs).

Sementara itu, baik NPMB maupun NPT, diketahui bahwa hubungan kinerja dengan tingkat kesehatan lebih efektif pada siswa sekolah dasar dibandingkan siswa tingkat menengah.

Dengan sosial ekonomi Indonesia, pada tahun 2021, tercatat 69 juta rumah tangga termasuk dalam kelompok pendapatan menengah ke bawah (utang rumah tangga kurang dari Rp5 juta per bulan).

Pemberian program untuk menjamin lingkungan sekolah yang sehat merupakan tambahan penting untuk meningkatkan prestasi siswa.

Ia menambahkan, sekolah membutuhkan alat asesmen yang handal untuk memantau tingkat kesehatan siswa dan memberikan inspirasi bagi terciptanya program yang tepat untuk membantu meningkatkan kesehatan siswa.

Saat ini ACER Indonesia sedang mengembangkan alat untuk mengukur kesehatan siswa berdasarkan budaya sekolah Indonesia.

Pengembangan instrumen ini melibatkan banyak ahli di bidang psikologi, pengukuran dan evaluasi, serta modifikasi berbagai penelitian untuk menjamin keandalan bahwa ada nilai dalam menghitung hal-hal yang awalnya tidak mudah diukur.

Misalnya tingkat kebahagiaan siswa atau bahkan tingkat depresi yang dialami di sekolah atau di rumah.

Dr Urip Purwono, dikutip dari buletin Australian Wellbeing yang ditulis oleh Dr. Park &​​​​ Dr. Haene, mengatakan bahwa kebahagiaan hanyalah salah satu bagian dari kesehatan yang mengarah pada kepuasan dalam hidup, namun tidak cukup untuk membantu siswa berkembang.

Dalam sesi tanya jawab, perwakilan guru menyampaikan bahwa saat ini, dengan semakin banyaknya perhatian terhadap pentingnya pelayanan kesehatan jiwa di segala aspek kehidupan, termasuk di sekolah, guru seringkali menghadapi permasalahan praktik kedisiplinan yang terkadang digambarkan sebagai “ parah” dan berpotensi mempengaruhi kesejahteraan siswa.

Dr. Katherine Dix menanggapinya dengan menekankan pentingnya bagi guru untuk mengembangkan batasan yang jelas mengenai perilaku siswa yang pantas dan tidak dapat diterima.

Dijelaskannya, siswa akan berkembang lebih baik bila mengetahui bahwa segala perbuatan mempunyai nilai, baik yang baik maupun yang buruk.

Julie Murkins menambahkan bahwa sekolah perlu beralih dari hukuman ke gagasan izin, konsekuensi, dan penghargaan di dalam kelas.

Lingkungan ini dianggap sebagai lingkungan yang aman bagi siswa untuk belajar dari kesalahan mereka dan mendapatkan penghargaan ketika siswa berperilaku baik dan mencapai kesuksesan.

Selain itu dapat menciptakan budaya sekolah yang baik yang memerlukan perilaku yang baik, kesehatan dan pendidikan yang baik.

Webinar ini merupakan upaya ACER Indonesia untuk menyebarkan pengetahuan dan mendukung siswa dari semua tingkatan dan latar belakang. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *