Berkah dari NU Gelar Muktamar, Yakini Rezeki Tak Akan Tertukar

saranginews.com – Ribuan Nadia berkumpul di Kongres Nihad Ulama (NU) ke-34. Para pedagang travel dan tukang ojek mendapat untung dari acara tersebut.

Laporan Kenny Kurnia Putra, Lampung Tengah

Baca Juga: Barang Ini Diberikan Jokowi ke Warga Usai Pembukaan Muktamar NU ke-34

NU MUKTAMAR di Lampang membawa keberkahan tersendiri bagi warga sekitar. Bersama NU Style, mulai dari penjual pernak-pernik dan aksesoris, penjual pakaian, penjual sepeda motor tiba-tiba ikut asyik dan seru dalam mengambil keputusan di lembaga keagamaan terbesar di Indonesia ini.

Salah satu pedagang yang menjual dagangannya pada Muktamar NU ke-34 adalah Sorio (52). Seorang pedagang kulit menjual barang dagangannya di dekat Pondok Pesantren Darsada, Lampang Tengah,

Baca Juga: Terong Bakar NU

Alhamdulillah ramai mas, kata Sorio saat ditemui saranginews.com usai pembukaan Muktamar NU ke-34, Rabu (22/12).

Menurut Suryo, ia menjualnya dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Sebab, ada empat tempat yang bertemu di Katmarin, yakni Pondok Pesantren Darsada, Universitas Lampung (Unila), Universitas Islam Negeri (UIN) Radin Intan, dan Universitas Maritim.

Baca Juga: Kongres NU ke-34: Gus Muhammad Mundur, Kunci Bilang Mundur, Gus Yahya Tetap Bungkam

Sorio mengungkapkan, malam sebelum pembukaan Muktamar NU, ia mulai berjualan di Bandar Lampung, kawasan Unila. Kampus UNILA digunakan sebagai akomodasi peserta.

“Tadi malam di Unila. Alhamdulillah banyak yang membeli,” ujarnya sambil berkhianat kepada pembeli barangnya.

Sorio berencana untuk terus mengadakan acara konferensi untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dari penjualan dompet, ikat pinggang, dan jam tangan.

“Setelah pembukaan nanti saya juga ke UIN Lampang. Kabarnya di sana juga ada acara untuk NU,” pungkas Sorio.

Keberkahan serupa juga terdengar dari para pengendara sepeda motor yang tak menyangka akan mengelilingi pembukaan Muktamar NU ke-34.

Jalan yang sempit membuat ribuan peserta muktamar atau mukhtarin harus berjalan kaki menuju titik start.

Usai pembukaan muktamar pada pukul 11.00 WIB, panas dan terik matahari menimbulkan kendala bagi para jamaah yang hendak kembali ke mobilnya.

Banyak anggota Kongres yang menggunakan jasa pengendara sepeda motor yang menunggu di pintu gerbang pesantren.

Teriakan ojek membuat suasana tempat itu semakin ramai.

Ratusan tukang ojek tiba-tiba menawarkan jasanya untuk menjangkau para pensiunan. Namun polisi mengejar mereka.

Polisi patroli meminta rombongan pengendara sepeda motor membubarkan diri. Sebab kehadiran mereka menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Namun ada Sutaryo, seorang tukang ojek tak dikenal yang lebih memilih menunggu penumpang ketimbang berbaur dengan orang banyak.

Rata-rata orang percaya bahwa kekayaannya tidak akan tertukar.

“Aku mau menunggu, Mas. Kalau aku senang, aku tidak akan kemana-mana,” kata Sotario dengan logat Jawa-nya. (cr8/jpnn) Jangan lewatkan video Pilihan Editor ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *