Kisah Pater Andi Hindarkan ODGJ dari Pasung

saranginews.com – Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini memiliki 57 properti bebas rantai. Keberadaan rumah khusus Orang Dengan Penyakit Jiwa (ODGJ) tidak lepas dari kiprah Pendeta Cyrus Superman Andy.

Oleh Franciscus A Pratama

Baca Juga: Klarifikasi Tekanan Mongol atas Klaim ODGJ Cegah Covid-19

Kemunculan rumah tanpa belenggu ini bermula saat Romo Andy –sebutan warga Flores– jatuh sakit pada tahun 1997. Dalam keadaan sakitnya, Andy yang saat itu masih belia, berdoa.

“Tuhan, jika saya sembuh, izinkan saya menjadi imam untuk melayani orang sakit,” kenang Pastor Andy sambil berdoa. ?

Baca Juga: 10 Pendeta Meninggal Karena Virus Corona

Doanya terkabul, dan Andy sangat terdorong untuk melayani masyarakat. Namun, keberadaan penderita penyakit jiwa terkonsentrasi.

Tahun 2016 ada kapten Saint, kata Romo Andy. Seminari. Camillus Maumere, Pastor Luigi Galvani, berlari melewati desa. Kemudian pendeta Italia itu melihat pemandangan yang mengganggunya.

Baca Juga: Momen Menegangkan Wanita ODGJ yang Melahirkan di Pinggir Jalannya, Begini Kisah Selanjutnya

“Mereka kaget karena ODGJ tidak memperlakukan mereka secara manusiawi,” ujarnya.

Fakta ini mengilhami Pastor Andy dan St. Seminari. Kamilus mulai membangun rumah tanpa belenggu untuk merawat pasien ODGJ.

Rumah yang dibangun di rumah pasien ODGJ berukuran 3X4 meter, berlantai lumpur, tempat tidur dan toilet yang nyaman.

Sebelumnya, rumah ODGJ yang bebas rantai berdinding besi. Namun bagian luarnya dilapisi dengan jerami atau potongan bambu agar tampak seperti rumah pada umumnya.

“Rumahnya aman, jadi (pasien ODGJ) jangan keluar,” kata Andy.

Seminari St. Marie Camillus Maumere juga memberikan bantuan kepada pasien yang ditempatkan di rumah non-ikat. Dengan antusias Romo Andy berinteraksi langsung dengan pasien ODGJ.

“Kadang-kadang sambil menjenguk orang sakit, memberikan pengobatan dan kebutuhan lainnya,” kata pria yang kini menjabat Rektor Universitas St. Seminari Maria. Camillus Maumere.

Seiring berjalannya waktu, penerima gelar doktor dari Universitas Kepausan Lateran di Roma, Italia, ini melihat perubahan signifikan pada pasien di rumah non-penahanan.

Menurut Romo Andy, warga rumah tangga Pasung sudah tidak bisa lagi menyerang, mengendalikan emosi, dan mudah berkomunikasi dengan orang lain.

Maka, Romo Andy berkesimpulan bahwa driverless home adalah solusi menghadapi ODGJ. Inisiatif ini mendapat respon positif dari warga setempat.

Pada tahun 2017, keluarga ODGJ mendatangi Pastor Andy untuk membantu membangun rumah tanpa belenggu. “Sejak itu, kami mulai semakin banyak membangun rumah (tanpa rantai, ED),” kata Pastor Andy.

Pria selibat ini mengaku tak bisa melepaskan upayanya meningkatkan jumlah pasangan suami istri dengan motivasi sosial. Berita tentang rumah bebas rantai telah sampai ke layanan kesehatan pemerintah, pusat kesehatan masyarakat, dan masyarakat luas.

Alhasil, banyak orang datang ke St. Math. Camillus Maumere. “Banyak orang datang ke vihara untuk membantu membangun rumah tanpa gubuk,” kata Andy.

Saat ini terdapat 57 rumah bebas rantai di Maumere, Mangarai, Mangarai Barat, Mangarai Timur dan Ende.

Ayah Andy mengungkapkan alasan pribadi yang memotivasi dirinya untuk terus memberikan pelayanan kepada pasien ODGJ hingga saat ini.

Padahal, pria kelahiran 26 Juni 1979 ini bercita-cita menjadi dokter atau guru. Tujuan ini didasari oleh keinginannya untuk memperbaiki keuangan keluarganya.

Namun, pada tahun 1997, penyakit memaksa Andy untuk melepaskan mimpinya. Doa yang terkabul membuat saya semakin percaya diri dalam melayani umat.

Suratan pun menggandeng pria tersebut menjadi pendeta asal Lalong di Kecamatan Sibal Barat Kabupaten Manggarai. Mereka adalah KPA St. SEMINARI SEKUNDER MARIA. Paulus di Mataloko, Flores pada tahun 1998.

Dia lulus dari Sekolah Menengah St. John. Seminari Maria Paulus pada tahun 2000, Andy melanjutkan studinya di St. Seminari Camillus College di Filipina dan lulus pada tahun 2004. Selain itu, beliau memperoleh gelar Master of Theology dari Loyola School of Theology, Manila, Filipina pada tahun 2009.

Pada tanggal 24 Oktober 2010, Andy ditahbiskan menjadi imam. Pastor Andy juga senang menjadi bagian dari Ordo Commilian yang memiliki spiritualitas yang luar biasa dan aktif di bidang kesehatan.

“Ordo kami, menurut pendirinya, bergerak di bidang kesehatan,” kata Romo Andy.

Menurutnya, pasien ODGJ juga merupakan masyarakat yang perlu dilayani secara manusiawi.

Pastor Andy menyampaikan bahwa mereka pun mempunyai harapan hidup, mereka adalah manusia yang mempunyai hak untuk hidup.

Namun, terkadang ODGJ tidak bisa mengendalikan diri, bahkan ada yang mengakhiri hidup orang lain. Warga sekitar pun menangkap ODGJ dan kerap melarikan diri.

“Pasien lainnya (ditangkap, Red) karena mengancam nyawa keluarganya,” kata Andy.

Namun, upaya Romo Andy dalam merawat ODGJ bukannya tanpa perlawanan. Sebab, ada anggota keluarga atau tetangga ODGJ yang menentang upaya Pastor Andy.

Dengan penuh kesabaran dan kegigihan, Romo Andy meyakinkan warga agar ODGJ dirawat di rumah bebas pasung. “Kami jelaskan kepada mereka, kami tanyakan, sampai mereka setuju,” kata Andy.

Upaya pengasuhan ODGJ tidak hanya sekedar pengobatan dan dukungan. Sebab, St. Seminari Kamilus memberikan bantuan keuangan kepada keluarga ODGJ.

“Kami juga menyediakan obat-obatan, makanan dan minuman rutin, serta kebutuhan finansial,” kata Andy.

Kini, banyak mantan pasien ODGJ yang dirawat di rumah tanpa rantai bisa menjalani kehidupan normal. Ada peternak ayam dan babi, penenun dan petani,’ kata ayah Andy.

Menurutnya, kesibukan membuat pasien ODGJ terhindar dari stres. “Perlahan-lahan perhatian mereka beralih ke kegiatan seperti ini dan mereka tidak khawatir lagi,” kata Romo Andy (cr3/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *