saranginews.com, Jakarta – Ketua Umum DPP PDI Perjangan Megawati Soekarnoputri mengatakan nyala Api Abadi Mrapen akan membakar mereka yang berbuat kezaliman dan mereka yang tidak percaya pada kebenaran.
Megawati juga menyebut Satyam eva jayate yang artinya kebenaran menang, itulah semangat yang diberikan Raden Wijaya pada akhir abad ke-13.
Baca Juga: PDIP v Dewan Eksekutif Nasional: Megawati tentang pemimpin otoriter yang pro populis
Dimana kebenaran pasti akan menang adalah filosofi panduan dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Termasuk, harus berani mengatakan kebenaran meski pahit.
Hal itu disampaikan Megawati saat menyampaikan pidato politiknya pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Partai V di Stadion Internasional Beach City Ankol, Jakarta, Jumat (24/5).
Baca Juga: Megawati Tiba di Tempat Rapat Pimpinan Nasional V PDIP, Gambar Besar Ini Langsung Menyapanya
Tema Rapat Pimpinan Nasional V PDIP adalah “Satyam Eva Jayate: Kebenaran Menang” dan subtema “Kekuatan Persatuan Rakyat dalam Kebenaran”.
“Pesan kebenaran politik ini juga bisa diambil dari keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kepada sahabat Nabi, Abu Zar al-Ghifari, yang hidup miskin namun sangat bahagia, Rasulullah bersabda: Kulil Haq Walaw Kanna Muran (baca: Kulil Haqq Walaw Kanna Muran), artinya ‘Katakan yang sebenarnya. Pahitnya kamu tetap bahagia,” kata Megawati.
Baca Juga: Megawati diapit Ganjar dan Mahfud di Ruang Rapat Kerja Nasional PDIP V
Presiden kelima RI ini mengomentari kata-kata bijak Zenith, apapun kebohongannya, kebenaran pasti akan tertangkap dan kebenaran adalah yang paling suci dari semuanya.
Megawati menyebutkan, mereka yang tidak percaya pada kebenaran pasti menang. Ia meyakini pesta tersebut akan terbakar oleh api abadi Mrapen.
“Apa yang saya sampaikan ini harus benar, sehingga yang tidak mendengarnya pasti akan terbakar oleh kebenaran yang ada di dalam api abadi Mrapen, yang kami ambil untuk menunjukkan bahwa api abadi yang membawa kebenaran itu pasti akan menyala,” ujar Megawati.
Siddhartha Gautama juga mengatakan bahwa ada tiga hal yang tidak bisa disembunyikan: Megavati, Surya, Chandra dan Satya.
Megawathi mengatakan, kita sering mendengar pepatah bijak bahwa kebohongan apa pun yang diucapkan, kebenaran akan ketahuan.
Megawati menegaskan, kebenaran dalam politik adalah jalan terhormat yang dipilih PDI Parjuwangan.
“Kalaupun tubuh banteng moncong putih terluka di sana-sini, keyakinan ideologi kita tidak akan pernah berubah, termasuk keteguhan kita menjaga konstitusi,” kata Megawati.
“Kami adalah kelompok bullish yang tangguh. “Di dalam diri kita hidup semangat juang dan semangat pengharapan, kebal terhadap penderitaan karena kita percaya akan keberadaan Ratu Adil,” lanjutnya.
Soal toleransi Wang Little, Megawati mengutip petikan puisi tokoh agama dan budayawan DR. Sindhu Nata
Megawati membacakan puisi itu dengan suara menangis dan gemetar.
“Dia ingin orang-orang memahami bahwa harapannya adalah matahari, dan perjuangannya adalah penderitaannya sendiri.”
“Ya, aku yakin, kesatuan penderitaan dan harapan sebagai ratu cantik itu sendiri Manungaling Kavula Gusti.”
Merdeka, rakyat kecil tidak terkalahkan, hanya menyisakan rasa sedih, harapan masa depan tersimpan di negeri indah raja-raja Indonesia yang kita cintai, kata Megawati. Sudahkah kalian menonton video terbaru di bawah ini?
Baca artikel lainnya… Jarot Jokowi dan Gibran dari PDIP Sebut Pelanggar Konstitusi, Tak Layak Diundang