saranginews.com, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. profesor. PhD H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel menerima kunjungan Wakil Duta Besar Selandia Baru, Dr. Mohammed Rycko Amelza Dahniel. Giselle Larcombe di Kantor BNPT Sentul, Rabu (5 Agustus).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPT menyampaikan bahwa program deradikalisasi merupakan kegiatan pendampingan yang bertujuan untuk mendukung proses reintegrasi narapidana ke masyarakat.
Baca juga: Indonesia jalin rencana kerja sama antiterorisme dengan UE
“Pelatihan ini dilakukan untuk mendukung proses reintegrasi narapidana sekembalinya ke masyarakat,” jelas Rico saat berkunjung ke Balai Pelatihan Deradikalisasi Ketenagakerjaan BNPT.
Kepala BNPT juga menekankan perlunya lebih meningkatkan kerja sama kedua negara untuk meningkatkan ketahanan masyarakat.
Baca juga: BNPT bersiap mengikuti acara World Water Forum ke-10
“Kita harus melindungi masyarakat kita dengan membangun ketahanan dan memperkuat kapasitas regional untuk melawan radikalisasi,” kata Rico.
Kompol Rico menambahkan, organisasi teroris semakin kuat, salah satunya adalah intensifikasi indoktrinasi terhadap perempuan, anak, dan remaja. Pemahaman atau ideologi ekstrem tersebut dapat dipatahkan melalui kesadaran masyarakat dan kesadaran akan bahaya terorisme.
Baca juga: Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Penilaian Sistem Keamanan Jelang World Water Forum
Pada saat yang sama, Wakil Duta Besar Selandia Baru memuji rencana deradikalisasi yang dilaksanakan BNPT. Ia percaya bahwa pendekatan lunak ini patut ditiru oleh dunia.
“Saya pikir ini hal baru dan harus menjadi contoh bagi dunia,” kata Giselle Lacombe.
Giselle dan Komisioner Kepolisian Selandia Baru Paul Laurence Borell didampingi Kepala BNPT dan jajarannya juga meninjau kegiatan pelatihan rutin yang dilakukan saat ini bagi pelaku teroris atau narapidana, selain itu delegasi juga berkesempatan melihat langsung Lapas Khusus Sentul IIB. (Flo/Jepang)
