Tiru Singapura, Pemprov DKI Jakarta Bakal Bangun Pulau Sampah

saranginews.com, JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta berencana membangun instalasi pengolahan sampah ekologis di Kawasan Teluk Jakarta atau Laut Kepulauan Seribu.

Hal itu dilakukan untuk mengatasi terbatasnya sisa fasilitas pengolahan sampah akhir di Jakarta.

BACA JUGA: Heru Dianggap Layak Jadi Gubernur Jakarta 2024

Pj Direktur DKI Jakarta (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta mengkaji rencana tersebut bersama para penggiat lingkungan hidup dan peneliti untuk menentukan konsep pembangunan fasilitas ramah lingkungan.

Direktur DLH Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan Jakarta harus memiliki fasilitas pengolahan sampah ramah lingkungan yang bisa menerima dan mengolah sampah dalam jumlah lebih besar.

BACA JUGA: PDIP berpeluang mengusung Seno untuk Pilgub DKI Jakarta

“Untuk memenuhi kebutuhan 50 tahun ke depan,” kata Asep dalam keterangannya, Kamis (16 Mei).

Selain untuk pengolahan sampah, instalasi pengolahan sampah ramah lingkungan ini akan dilengkapi dengan tempat pengumpulan lumpur hasil pengerukan 13 sungai.

BACA JUGA: Heru Budi perintahkan petugas sidak parkir liar mini market

Ia berharap hasil proses ini ke depannya bisa dimanfaatkan untuk membentuk pulau-pulau kecil yang kemudian bisa dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Pulau-pulau tersebut nantinya bisa dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Kehutanan Kota Provinsi DKI Jakarta, jelasnya.

Asep juga menjelaskan Pemprov DKI Jakarta terus melakukan inovasi pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir.

Salah satu solusi jangka panjang adalah membangun pabrik pengolahan limbah ramah lingkungan di luar benua tersebut.

Konsep ini sebenarnya lahir pada tahun 2012. Saat ini sudah ada dua negara yang berhasil membangun pabrik sampah di pulau-pulau kecil dan Jakarta bisa dijadikan contoh, jelasnya.

Menurut dia, contoh pertama terjadi di Pulau Semakau Singapura. Pulau tersebut merupakan hasil pengolahan sampah dengan membakar prinsip waste-to-energy (WTE). Mereka memanfaatkan abu sisa pembakaran sampah.

Selain itu, di Maladewa, sampah yang dihasilkan di pulau besar diolah dan diangkut ke pulau-pulau kecil yang disiapkan khusus untuk menangani sampah tersebut dengan tongkang.

“Kedua negara ini bisa dijadikan best practice standar global dalam pengelolaan sampah. Karena kita sama-sama tahu Singapura unggul secara ekonomi dan Maladewa unggul dalam pariwisata berkelanjutan,” tutupnya. ( mcr4/jpnn )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *