saranginews.com, BANK SELATAN – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan berupaya menurunkan angka stunting (gangguan tumbuh kembang anak) sebesar 2,4 persen pada tahun 2023.
“Kasus penangguhan sudah kita turunkan dari 23 persen menjadi 20,6 persen atau 2,4 persen,” kata Wakil Bupati Bangka Selatan Debbie Vita Devi di Toboali, Minggu (28 April).
BACA JUGA: Pemkab Tabanan berhasil menurunkan angka penangguhan menjadi 6,3 persen
Debbie mengatakan penurunan angka stunting hingga 20,6 persen pada tahun 2023 karena pemerintah telah berkomitmen kuat dalam menurunkan stunting melalui berbagai program kebijakan.
“Penurunan ini tidak lepas dari strategi yang dilakukan para pimpinan organisasi staf daerah (ROA), termasuk program asuh anak stunting (BAS),” ujarnya.
BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel edukasi masyarakat untuk menahan diri
Program BAAS lebih memberikan tekanan kepada pengelola OPD untuk menjadi orang tua asuh bagi anak yang terkena retardasi atau untuk bersama-sama membantu anak dari keluarga yang anaknya menderita retardasi.
Selain itu, Debbie mengatakan ada juga program Gerakan Terpadu Stunting (Gardu Kemunting) yang mendorong anggota ASN untuk membantu memberikan gizi seimbang kepada bayi yang menderita stunting.
BACA JUGA: Soal pengendalian diri, Plt Gubernur Agus Fatoni menilai peran dokter kandungan sangat penting.
Debbie menilai kasus stunting harus ditangani secara terkoordinasi dan melibatkan berbagai pihak.
“Perlu dilibatkan semua pihak dalam mengurangi hambatan, tidak hanya pemerintah daerah, tapi juga pihak swasta dan peran orang tua,” ujarnya.
Debbie berharap melalui aksi akar rumput untuk mengatasi stunting, permasalahan anak stunting dapat teratasi dan bahkan tidak ada lagi stunting di daerah tersebut.
“Saya yakin dengan pendidikan yang baik, pemberian makanan bergizi kepada bayi, dan program pemberdayaan maka zero stunting dapat tercapai di Bangka Selatan,” ujarnya. (Antara/Jepang)
BACA ARTIKEL LAINNYA… Sido Munkul salurkan Rp 285 juta untuk membantu anak-anak terduga penghambatan di Semarang.