saranginews.com – MAKASSAR – Banjir dan longsor melanda lima kabupaten di Sulawesi Selatan pada pekan pertama Mei 2024.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Agraria dan Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan memperkirakan bencana tersebut terjadi akibat rusaknya hutan.
BACA JUGA: Pandawa Ganjar Sukses Kibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Latimojong
Terutama kerusakan yang terjadi di kawasan Gunung Latimojong.
Kerusakan disebut bermula dari konsesi pertambangan yang berada di kawasan Gunung Latimojong.
BACA JUGA: Gandeng TNI Angkatan Laut, Mulung Parahita lakukan aksi nyata melawan darurat iklim
Kondisi ini menimbulkan bencana ekologis di lima kabupaten di Sulsel berupa banjir dan tanah longsor, kata Koordinator Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Sulsel Rizki Angriani Arimbi di Makassar, Rabu (15/5).
Lima kabupaten yang terdampak banjir dan longsor pada minggu pertama Mei 2024 adalah Kabupaten Luwu, Wajo, Sidrap, Soppeng, Enrekang, Pinrang, Toraja, dan Bulukumba.
BACA JUGA: Kartu Pos dari Garis Depan Perubahan Iklim
Pada hari yang sama, banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Luwu, Sidrap, Wajo, Enrekang, dan Pinrang akibat kerusakan hutan yang terjadi di kawasan Gunung Latimojong.
Ia mengatakan, di masa krisis dan kondisi kritis, pemerintah pusat dan Provinsi Sulawesi Selatan terus melakukan pemungutan dan penerbitan izin pengelolaan hutan di daerah penyangga, termasuk Pegunungan Latimojong.
Berkurangnya tutupan hutan di Pegunungan Latimojong akibat pertambangan tidak lepas dari keterlibatan pemerintah daerah.
Kebanyakan orang mungkin masih ingat peristiwa tahun 2015, ketika ditangkapnya Kepala Dinas Kehutanan Luwu dan mantan Kepala Desa Mappetajang di Kabupaten Bassesangtempe (Bastem) yang terlibat dalam penerbitan izin dan penebangan hutan lindung pada tahun 2013.
Konsorsium Reforma Agraria (KPA) Sulawesi Selatan mengatakan Kabupaten Luwu, Sidrap, Wajo, Enrekang, dan Pinrang memiliki bentangan penyangga yang sama, yaitu Pegunungan Latimojong yang merupakan gugusan Pegunungan Verbeek dengan beberapa keunikan.
Bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di beberapa distrik Pegunungan Verbeek Latimojong bukanlah hal baru.
Begitu pula di Kabupaten Luwu. Padahal tragedi awal Mei 2024 merupakan salah satu bencana terbesar dan memilukan. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA… Dari Puncak Gunung Latimojong Terdengar Selamat Hari Pers Nasional