saranginews.com, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) edisi Manaslab akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimanas) dan Rapat Koordinasi Daerah (Rakurville) pada 29 November hingga 1 Desember 2024 di bawah kepemimpinan Anindia Bakri .
Dalam kegiatan tersebut, Presiden Tanah Air, Prabowo Subianto, diklaim akan hadir dan berkomunikasi langsung dengan pihak Kurdi.
Baca juga: RI dan China Tandatangani Kerja Sama Investasi, Arsjad Kaidin Komunikasikan di Kertas Putih
Hal tersebut langsung dibantah oleh Eka Sastra, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Menurutnya, kehadiran Prabhu hanya sekedar klaim Kadian.
Baca Juga: Presiden Kaden Anandiya membuka peluang bekerja sama dengan pengusaha AS dalam program perumahan, pangan, dan energi yang terjangkau.
Ini hanyalah klaim dari pihak mereka. Saya yakin Presiden Prabowo Subianto tidak akan menghadiri upacara tersebut karena ingin Kamar Dagang dan Industri Indonesia tetap seperti apa adanya sesuai undang-undang nomor satu. 1 Tahun 1987 dan Keputusan Presiden Nomor 1987. 18 Agustus 2022,” ujarnya, Rabu (20/11) usai konfirmasi.
Eka menjelaskan, versi senior Rashid akan dilaksanakan sesuai AD/ART organisasi ini pada rapat nasional Kadin Tanah Air. Ia juga menegaskan, hanya ada satu kodan yang sah di Indonesia.
Baca Juga: Kerjasama Indonesia-China Capai $10 Miliar, Ketua Kadin Anandya Bakery: Ini Pertanda Baik
Oleh karena itu, sahnya penyelenggaraan munas adalah tanggal 29 November. Agenda munas adalah menindaklanjuti kesepakatan, yaitu: persetujuan proses munas sesuai AD/ART organisasi. Waktu konferensi nasional akan menunggu perintah pemerintah.
Setelahnya, rapat nasional akan membahas inisiatif strategis serta peluncuran rencana strategis Kadin Indonesia untuk mendukung tujuan pembangunan ekonomi pemerintah.
Ia juga menegaskan, pertemuan munas Kadin Tanah Air tidak boleh diakui karena tidak sesuai dengan AD/ART organisasi tersebut.
“Semua kegiatan, termasuk munas dan rapat-rapat munas, harus dilaksanakan sesuai aturan organisasi. Munas yang diselenggarakan oleh Hind Bakri merupakan upaya untuk melegitimasi Munas dan penyelenggaraannya. Dan tidak sesuai dengan AD/ART organisasi. (cuy/jpnn)
Baca artikel lainnya… Ketua Umum Anandiya Bakri menjajaki potensi kerja sama dengan beberapa perusahaan di China