Jaringan Jappar
Tercatat ada sekitar 100 nomor sejak ia dipanggil hingga menghadiri pertemuan singkat di Padepokan Garuda Yeksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga: Pravo-Kodari Tanggapi Rencana 33 Ketua Hadiri Pelantikan Gibran
Mereka yang hadir di kediaman Presiden terpilih Pravo Subianto akan mengisi jabatan penting di pemerintahan baru, seperti menteri, wakil menteri, kepala lembaga, dan staf khusus.
Meski hingga saat ini, sebagai presiden terpilih, ia belum membeberkan rincian jabatan yang dijabatnya.
Baca Juga: Adinjaharuddin: GP Siapkan Slow Bisa untuk Dukung Sita Lambat Ansor Pravo-Gibran
Rencananya, nomor tersebut akan dibuka setelah Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 menjabat pada Oktober 2024.
Nama-nama angka tersebut membuat Paul Finsen Meyer menjawab tantangan tersebut
Baca Juga: Abdullah Pravo – Berikan Beberapa Draf Strategis kepada Gibran
“Sebagai anak bangsa dan anak tradisi, saya berhak mengkritisi suara masyarakat Papua,” ujarnya.
Menurut dia, banyaknya orang yang masuk dalam kabinet Pravo-Gibran dapat mempengaruhi tata kelola negara dan struktur organisasi.
“Jangan sampai kepemimpinan Pravo-Gibran hanya mementingkan tugas pokok, fungsi dan wewenang kabinetnya saja, karena ia mengkoordinir banyak menteri dan menteri. Hal ini memperlambat efisiensi birokrasi. Situasinya sekarang. berhenti,” katanya.
Senator yang merupakan doberai ketiga Ketua Dewan Adat Papua (DAP) yang membawahi Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Selatan ini menegaskan, jumlah calon Menteri dan Menteri Koordinator (MENCO) bisa bertambah. Beban keuangan negara diringankan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (EPBN), namun lambatnya konvergensi fungsi, tumpang tindih jabatan, pelimpahan wewenang, pejabat fungsional atau birokrasi.
“Yang sulit adalah pendelegasian kekuasaan, tidak mengizinkan mereka melakukan hal itu selama masa jabatan Provo-Gibran,” katanya, mengutip contoh apa yang bisa terjadi jika Departemen Kehakiman mematuhinya. dan Menteri Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi Manusia.
Paul pun membandingkannya dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang kabinetnya bernama Indonesia Maju hanya memiliki 34 menteri, termasuk empat menteri koordinator dan 30 menteri. Semuanya bekerja secara fungsional, sama seperti pilihan era Provo – Gibran sepertinya yang mengambil keputusan.
“Saya menyerukan kabinet Provo-Gibran yang tidak efisien secara struktural,” ia mengakhiri wawancara.