saranginews.com – JAKARTA – 44 pemimpin muda dari Asia Tenggara berkumpul untuk ASEAN Youth Fellowship (AYF) yang keenam.
Mereka berasal dari 10 negara anggota ASEAN dan Timor-Leste yang baru pertama kali terwakili di AYF.
BACA: Relawan PMJ Himbau Warga Jakarta Tak Pilih Pemimpin yang Menyakiti Hati Rakyat
Program ini diselenggarakan setiap tahun oleh Singapore International Foundation (SIF) dan National Youth Council (NYC) di Singapura.
AYF 2024 menghadirkan mitra ke Singapura dan Vientiane serta Luang Prabang di Laos.
UPDATE: Bali merupakan destinasi wisata terapi kecantikan terdepan di Asia Tenggara
Selama program berlangsung, mitra kami mendiskusikan topik-topik seperti transformasi digital, inklusi, dan keberlanjutan di kawasan ini dengan para pemimpin pemikiran terkemuka dari berbagai bidang.
Israruddin, rekannya dari Indonesia, mengatakan bahwa seiring dengan semakin terintegrasinya ASEAN, ketahanan dapat diperkuat dengan mendorong pengetahuan dan sumber daya bersama, serta praktik baik lintas batas.
BACA LEBIH LANJUT: Ekspansi Geely ke pasar truk listrik Asia Tenggara
Misalnya, sistem tanggap bencana dan layanan kesehatan yang terintegrasi dapat memperkuat stabilitas, sehingga negara-negara dapat saling mendukung pada saat krisis.
“Dengan memperkuat komunikasi, ASEAN dapat membuat komunitas lokal mendapatkan manfaat dari jaringan yang lebih luas, mengurangi kelemahan, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan masa depan bersama-sama,” jelas Israruddin dalam keterangannya, Jumat (22/11).
Untuk mendorong para mitra agar terus bekerja sama setelah program berakhir dan menciptakan dampak yang lebih besar di wilayah ini, AYF Impact Fund diluncurkan untuk mendukung program-program yang mendorong pengembangan generasi muda, pembangunan komunitas, dan tujuan terkait lainnya.
Dana tersebut menyediakan S$5.000 untuk setiap inisiatif lingkungan, atau hingga S$20.000 untuk setiap proyek yang diselenggarakan oleh sekelompok orang.
Salah satu proyek tersebut adalah Portal Pemberdayaan Perempuan ASEAN.
Mahasiswa AYF dari Singapura, Myanmar, Vietnam dan Filipina telah menciptakan sebuah platform bagi perempuan di seluruh ASEAN untuk bertukar ide dan pengalaman serta belajar satu sama lain tentang isu-isu unik di kawasan ini.
Didorong oleh AYF Impact Fund, Janu Muhammad, salah satu fellow dari Indonesia, mengatakan bahwa banyak petani di Asia Tenggara menghadapi tantangan terkait rendahnya minat terhadap pertanian, ketidakstabilan ekonomi sebagai petani, kurangnya kapasitas menghadapi perubahan iklim, dan terbatasnya akses. di bidang pertanian. peralatan.
Melalui AYF Impact Fund, ia berharap dapat mempromosikan agripreneurship yang memanfaatkan kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan pendapatan para petani muda di bidang hidroponik dan aquaponik di Asia Tenggara agar bisa sukses.
“Saya berencana melakukan pilot project ini bersama mitra lain di Indonesia dan Kamboja,” ujarnya.
David Chua, Chief Executive Officer National Youth Council (NYC), mengatakan AYF adalah program kepemimpinan pemuda utama yang membina dan menyatukan para pemimpin terkemuka dari berbagai sektor di ASEAN.
Pemuda memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan regional, dan AYF menyediakan platform untuk menciptakan dampak regional dan memberikan kesempatan kepada kaum muda untuk mendapatkan pengetahuan dan jaringan yang berharga untuk mengatasi tantangan mendesak yang dihadapi ASEAN.
CEO Singapore International Foundation (SIF) Corinna Chan mengatakan ketika menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat, generasi muda dapat membantu mengembangkan solusi melalui ide-ide inovatif dan cara-cara berani mereka.
“Saya senang AYF terus menjadi platform yang mempertemukan para pemimpin muda ASEAN untuk terhubung, bekerja sama, dan bersinergi dalam membangun ASEAN yang baru dan terintegrasi,” ujarnya (esy/jpnn)