saranginews.com, JAKARTA – Katarak merupakan salah satu penyakit mata yang dialami sebagian masyarakat di Indonesia.
Faktanya, Indonesia memiliki jumlah penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi ketiga di dunia.
BACA JUGA: Nunung Srimulat mengidap katarak, tidak bisa melihat
Menurut penelitian Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jumlah penderita katarak di Indonesia diperkirakan mencapai 1,3 juta orang.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari 1,6 juta kasus kebutaan di Indonesia atau sekitar 81,2% dari total kasus.
BACA JUGA: Rumah Sakit ini menawarkan operasi katarak gratis kepada ratusan warganya
IDI Kabupaten Blora merupakan cabang dari Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi profesi dokter di Kabupaten Blora Jawa Tengah dengan alamat website idikabblora.org.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis, mendukung pengembangan industri medis dan mengedukasi masyarakat tentang kesehatan.
BACA JUGA: IDI Jateng Berbagi Informasi Tentang Obat HIV/AIDS
IDI Kabupaten Blora rutin memberikan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis, antara lain USG bagi ibu hamil dan pengobatan pasien penyakit ginekologi.
Saat ini IDI Kabupaten Blora sedang melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang bahaya katarak dan pengobatan yang tepat bagi penderita penyakit tersebut.
Apa ciri-ciri penderita katarak?
IDI Kabupaten Blora menjelaskan, gejala katarak bisa bermacam-macam namun umumnya berkembang secara perlahan.
Beberapa gejala yang sering dialami pasien katarak adalah:
1. Penglihatan kabur atau berkabut
Penglihatan kabur adalah gejala katarak yang paling umum.
Pasien mungkin mengalami penglihatan kabur pada satu atau kedua mata.
Gejala-gejala ini sering kali berkembang secara bertahap dan dapat menyebabkan kesulitan melihat objek dengan jelas.
2. Kesulitan melihat pada malam hari
Penderita katarak seringkali mengalami kesulitan melihat pada malam hari sehingga dapat mengganggu aktivitas seperti mengemudi.
Hal ini disebabkan kemampuan lensa dalam memfokuskan cahaya berkurang.
3. Lingkaran terang di sekitar sumber cahaya
Katarak menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, terutama di tempat yang terang benderang atau saat melihat cahaya terang.
Korban mungkin akan silau jika terkena cahaya yang kuat.
4. Kesulitan melihat benda di dekatnya
Katarak sering kali dimulai di bagian tengah lensa dan memengaruhi penglihatan dekat.
Pasien mungkin perlu duduk lebih dekat ke TV atau memegang buku lebih dekat untuk dibaca.
Obat apa saja yang bisa dikonsumsi oleh penderita katarak?
Pasien katarak mempunyai beberapa pilihan pengobatan yang dapat digunakan untuk mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.
Namun, jalan terpendek adalah intervensi bedah pada mata: IDI merekomendasikan obat katarak berikut ini:
1. Persiapan Lanosterol
Lanosterol merupakan senyawa sterol yang diduga dapat melarutkan endapan protein pada lensa mata penyebab katarak.
Studi menunjukkan bahwa obat tetes mata Lanosterol dapat membantu meningkatkan kejernihan lensa.
2. Obat perawatan kesehatan Ocucare
Wellness Ocucare dapat digunakan sebagai obat katarak.
Suplemen ini mengandung berbagai antioksidan seperti beta karoten, vitamin C, vitamin E, lutein, ekstrak blueberry, dan ekstrak biji anggur.
3. Matovit Lima Puluh
Matovit Fifty mengandung ekstrak blueberry, lutein, vitamin E dan zeaxanthin yang berfungsi untuk menjaga kesehatan mata dan dapat digunakan oleh pasien yang berisiko terkena AMD (gangguan penglihatan terkait usia) atau retinopati diabetik.
Meski ada banyak obat yang diklaim efektif mengobati katarak.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter mata sebelum memulai pengobatan apa pun untuk memastikan keamanan dan efektivitas. (mrk/jpnn)