saranginews.com, Jakarta – Perlindungan dan pemenuhan hak kelompok rentan di Sulawesi Selatan belum menjadi hal yang baik dan masih menjadi “isu yang ada” yang perlu terus dipertahankan.
Hingga saat ini, ruang untuk menghubungkan keinginan kelompok rentan dengan pemerintah masih sempit dan terbatas, sehingga tidak mendalami ambisi dan kebutuhan kelompok rentan.
Baca juga: Perkuat Partisipasi Kelompok Rentan di Pilkada, Sitara Institute Siapkan Rekomendasi Kebijakan
“Di satu sisi, komunikasi strategis mengenai cara menghadapi kemauan masih belum baik. Kemampuan untuk melaksanakan kampanye yang komprehensif dan advokasi kebijakan yang efektif merupakan pilar yang sangat penting untuk memastikan bahwa isu-isu kelompok rentan didengar, diperhitungkan dan ditangani. kata peneliti di Stara Our Lady of Humanity Institute dalam keterangannya, Rabu (20/11/2024).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Sitara Institute mengadakan lokakarya dua hari bertajuk “Komunikasi Strategis untuk Meningkatkan Partisipasi Kelompok Rentan dalam Demokrasi” di kota Makassar, Sulawesi Selatan, selama dua hari, Selasa-Rabu (19-20/11 /2024).
Baca juga: Kampanye Hitam Ancam Demokrasi di Sumsel Masyarakat Diharapkan Berhasil Memilih Pemimpin
Kegiatan yang melibatkan Aliansi ASPIRASI Sulawesi Selatan dan beberapa organisasi masyarakat sipil yang fokus pada isu kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, minoritas agama/keyakinan, masyarakat adat dan keberagaman gender ini bertujuan untuk membekali peserta dalam mengambil tindakan praktis. Keterampilan membuat konten kampanye digital dan menyiapkan dokumen kebijakan sebagai bahan advokasi di ruang publik dan/atau advokasi kebijakan yang menyasar pemerintah.
Selain itu, Sisi yang akrab disapa Lady Insiya mengatakan lokakarya ini juga dimaksudkan sebagai platform inklusif sebelum pelaksanaan Tudang Sibulung bertajuk “Merancang Demokrasi Inklusif: Penguatan Suara Kelompok Rentan di Sulawesi Selatan” yang akan digelar. , Kamis (21/11/2024) mempertemukan calon gubernur daerah Sulsel 2024 bersama Aliansi Aspirasi dan masyarakat umum Sulsel.
Baca Juga: Anggap ASN Boyolali Tak Netral, Plt Kelompok Pengawas Demokrasi Panggil BKN
“Lokakarya ini juga terbukti menjadi katalis yang bermanfaat dengan menghasilkan 4 poin kampanye dan rancangan dokumen kebijakan untuk menyiapkan usulan langkah-langkah guna memperkuat komitmen dalam menerapkan dan melindungi hak-hak masyarakat rentan,” tambah Nasrum dari Sulawesi Selatan. Aliansi Aspirasi.
Diantaranya, kata Nasrum, pertama, pemerintah berkomitmen melindungi dan mewujudkan hak-hak masyarakat adat dengan mempercepat kebijakan pembangunan menuju pengakuan masyarakat adat dan hak-haknya atas sumber daya alam.
Kedua, pemerintah akan memastikan akses dan infrastruktur universal bagi penyandang disabilitas pada Pilkada 2024.
Ketiga, pemerintah berkomitmen untuk mendorong pendidikan, pemahaman dan perspektif kesetaraan gender dalam pendidikan, pemerintahan, dan lembaga lainnya.
Keempat, pemerintah berkomitmen menghapuskan kebijakan diskriminatif yang membatasi hak-hak kelompok rentan.
Nasrum mengatakan, rekomendasi yang diajukan peserta lokakarya dalam rancangan makalah kebijakan juga dimaksudkan untuk menjadi alat untuk dikirimkan langsung kepada calon gubernur Sulsel selama pelaksanaan Tudang Cibulung.
“Oleh karena itu, isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat rentan tidak hanya sekedar dibicarakan, tetapi juga didengar dan dipertimbangkan oleh para calon gubernur, ketika calon gubernur terpilih, maka ia akan diikutsertakan dalam program perencanaan daerah.” Gubernur negara bagian menyimpulkan. (sinar/keju)