Heru B. Wasesa, saranginews.com – Forum Pendiri Jaringan Pertahanan (JARHAN) dan timnya merasa perlu menggali sejarah kepulauan tersebut tidak hanya dari perspektif nasionalnya tetapi juga dari perspektif kolonial.
Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa sejarah adalah kunci untuk memahami ciri khas suatu bangsa.
Baca Juga: Rektor Unhan Bicara Manfaat Layanan ASABRI.
Sebagai bagian dari misi ini, Heru dan Munatshir; Rombongan yang beranggotakan Kayana dan Mira Sari ini berasal dari Belanda. Portugal Ia mengunjungi banyak negara di Eropa yang lekat dengan sejarah kolonialisme Indonesia, seperti Spanyol dan Inggris.
Salah satu pertemuan penting mereka terjadi di Belanda. Bersama Profesor Henk Schulte, pakar nusantara dan Asia Tenggara, yang mengajar di Universitas Leiden.
Baca juga: Ivan yang Perintahkan Siswa Menggonggong, Kaget dari Petugas Polrestabes Surabaya.
Rektor alumni Universitas Pertahanan 2018-2023 ini mengatakan, membandingkan dua versi sejarah perspektif Indonesia dan kolonial merupakan sebuah langkah maju yang penting.
“Kami tidak memutuskan siapa yang benar atau salah, tapi mencari fakta sebenarnya berdasarkan bukti-bukti,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (17/11/2024).
Baca: Tragis. ibu dan anak warisan Surabaya; Dia meninggal karena kecelakaan yang mengerikan.
Dengan pendekatan ini, Heru berharap bisa menemukan akar dari segala kebiasaan buruk yang mungkin diwariskan di masa lalu, seperti budaya korupsi.
Berkolaborasi dengan para sejarawan Eropa, Herou dan timnya sepakat untuk melakukan kajian mendalam tidak hanya untuk mengoreksi kesalahan sejarah yang mungkin terjadi, tetapi juga untuk memahami akar budaya negatif yang muncul pada masa kolonial.
Saya yakin penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi masa depan Indonesia. (Mei/jpnn)