Kementan Perkuat Integrasi Pelaku Usaha Dukung Daya Saing Produk Hortikultura Lewat Forum Ini

saranginews.com, MALANG – Direktorat Pengelolaan dan Pemasaran Produk Hortikultura Kementerian Pertanian menyelenggarakan pertemuan Forum Komunikasi Bisnis Produk Hortikultura pada 29-31 Oktober 2024 di Malang.

Pertemuan ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dan penguatan daya saing produk hortikultura di tingkat nasional dan merupakan bagian dari upaya meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional.

BACA JUGA: Menteri Pertanian Amran Sulaiman dorong pengelolaan rumah tangga terhadap hasil hortikultura

Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Produk Hortikultura (PPHH) Kementerian Pertanian, Hotman Fajar Simanjuntak mengatakan, pembangunan hortikultura tanah air tidak hanya fokus pada peningkatan produksi saja, namun juga mengintegrasikan seluruh aspek dari hulu hingga hilir dalam sistem rantai pasok yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan. institusi pertanian.

“Hortikultura dalam negeri harus mampu beradaptasi dengan dinamika kebutuhan konsumen, perubahan pola produksi, dan perkembangan pelaku rantai pasok agar bisa menjadi subsektor yang menjanjikan dalam jangka panjang,” kata Hotman dalam keterangan yang dirilis, Minggu (3/8/2021). 2019). 11).

BACA JUGA: Kementerian Pertanian menilai peningkatan produksi hortikultura menjadi prioritas utama

Ia tetap berharap melalui forum komunikasi bisnis ini dapat terjalin kerja sama dan komitmen bersama untuk memperkuat akses pasar hortikultura ke depan agar produk hortikultura siap bersaing di pasar internasional.

Keberlanjutan sektor hortikultura menjadi isu penting mengingat kontribusi sektor ini tidak hanya pada aspek ekonomi, namun juga aspek sosial dan budaya masyarakat.

BACA JUGA: Kementerian Pertanian selenggarakan event internasional “Peluang Produk Hortikultura Indonesia” di Jakarta.

Produsen hortikultura berperan penting sebagai pemasok berbagai produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan pasar, mulai dari dalam negeri hingga ekspor.

Pj Direktur Jenderal Hortikultura Muhammad Taufiq Ratule juga mengatakan, sistem produksi hortikultura tanah air terus menghadapi tantangan seperti ketersediaan lahan, teknologi yang efektif, dan efisiensi dalam menghadapi permintaan pasar yang terus berubah.

“Perlu upaya peningkatan daya saing berdasarkan permintaan pasar melalui optimalisasi sumber daya, peran swadaya masyarakat dan dukungan pemerintah baik di pusat maupun daerah,” ujarnya.

Investasi berkelanjutan di sektor ini akan mendorong sistem produksi yang lebih kuat dan tangguh baik di dalam maupun di luar pertanian.

Perkembangan sektor hortikultura yang dinamis telah menciptakan peluang baru bagi pelaku ekonomi dan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya.

Dina M. Susilawati, Ketua Kelompok Pemasaran Hortikultura (Kapoks), juga menjelaskan bahwa para pelaku usaha perlu lebih peka terhadap dinamika yang terjadi di pasar lokal dan internasional.

Dina mengatakan, unit usaha perlu benar-benar memahami prosedur dan persyaratan di Indonesia dan negara tujuan ekspor, termasuk pemantauan dan pengendalian mutu beberapa produk SNI yang diekspor.

“Negara tujuan ekspor dikenakan pajak bea masuk ekspor, dokumen ekspor (menggunakan CoO atau SKA) dan bea masuk atau non tarif,” jelas Dina.

Pertemuan yang dihadiri beberapa eksportir hortikultura ini menekankan pentingnya kerja sama strategis dalam membangun sektor hortikultura yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Ermia Sofiyessi, Ketua Kelompok Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Pengembangan Kelembagaan (Kapoks) Direktorat Jenderal Hortikultura juga menekankan perlunya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan produsen.

“Hal ini dilakukan agar pengembangan usaha subsektor kewirausahaan dapat terus berkontribusi dalam penguatan kelembagaan usaha hortikultura,” pungkas Yessi yang akrab disapa. (tandai/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *