saranginews.com, Jakarta – Thani Nelayan Andalan (KTNA) memuji upaya pemerintah dalam memperlancar aliran bahan makanan.
Rencana fleksibel tersebut diumumkan pada 12 November 2024 oleh Menteri Gabungan Pangan dan Pertanian.
Baca juga: Tim Pupuk Indonesia Kirim Paket Sembako untuk Pengungsi Letusan Gunung Leotobi.
Kebijakan ini dinilai sangat penting bagi para petani untuk mempercepat distribusi hasil panen dan mengurangi hambatan perdagangan.
Dengan distribusi yang lebih baik, para petani mengharapkan peningkatan produktivitas pertanian, yang mendukung upaya pemerintah untuk mencapai swasembada.
Baca juga: Kabar Baik, Pemberian Pupuk Langsung ke Petani Sesuai Arahan Prabowo
“Saya rasa ini merupakan kabar baik bagi para petani di seluruh Indonesia,” kata M Yadi Sofian Noor, Direktur Persatuan Petani dan Nelayan Andalan (KTNA).
Yadi sebelumnya mengatakan, ada banyak aturan terkait peredaran hasil bumi, antara lain 41 undang-undang, 23 undang-undang umum (PP), dan enam undang-undang presiden (perpres) dan rekomendasi presiden.
Baca Juga: Wakil Menteri Pertanian Sudaryono: Distribusi Pupuk Langsung ke Petani Menurut Presiden Prabowo.
Dengan kebijakan baru ini, proses notifikasi akan disederhanakan.
Informasi dari Kementerian Pertanian dikirimkan langsung ke Perusahaan Induk Pupuk Indonesia (PIHC) untuk disalurkan tanaman ke Kelompok Koperasi Pertanian (Gapoktan) dan selanjutnya langsung ke wilayah pendampingan petani.
Sebagai langkah awal, para petani telah menyelesaikan E-RDKK (Rencana Kebutuhan Kritis Kelompok Elektronik) pada tanggal 15 November.
Sistem ini menjadi rujukan utama untuk menjamin pasokan zat yang diberikan pada Gaboctan.
Kebijakan baru ini dimaksudkan untuk memperluas akses petani terhadap tanaman bersubsidi dan mendukung musim tanam bersih di awal tahun 2025.
“Manfaatnya jelas, petani bisa cepat mendapatkannya. Pada saat tanam, pupuk sudah tersedia untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” kata Pak Yadi.
Ia pun meyakini kemudahan akses pangan di masa depan merupakan pertanda baik.
Selain itu, Pak Yadi menekankan pentingnya perhatian pemerintah dalam pelaksanaan donasi pupuk tersebut.
“Dukungan penting dari pemerintah adalah pemantauan pasokan. Prosesnya sangat singkat sehingga penting untuk memantau semuanya agar berjalan sesuai rencana,” ujarnya.
Selain pengawasan ketat untuk memastikan pendistribusian hasil panen sesuai rencana, mereka menilai kebijakan ini bermanfaat dalam menunjang kebutuhan petani dengan baik.
“Proses ini merupakan sebuah langkah maju bagi ketahanan pangan dan keselamatan para petani. Saya yakin Indonesia bisa mandiri di masa depan. Caranya mudah untuk membantu petani bercocok tanam,” kata Yadi.
Sebelumnya, Menteri Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (12/11) membuat rencana untuk mengatasi tantangan penyediaan pangan bersubsidi di daerah.
“Sektor usaha besar yang terdiri dari delapan perusahaan menjadi kendala utama distribusi sumber daya keuangan saat ini.”
Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung produksi pertanian nasional dengan mempercepat distribusi hasil panen kepada petani dan mengurangi permasalahan administrasi. (dil/jpnn)