saranginews.com, Jakarta – Pelita Air dan Direktorat Jenderal Energi Terbarukan (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani Nota Kesepahaman tentang pelaksanaan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan. Pondok CAB di bandara.
Penandatanganan ini merupakan awal dari rencana pengembangan Bandara Pondok CAB sebagai bandara berkonsep ramah lingkungan.
Baca Juga: Pelita Air Jadi Official Tour Partner Tur Album Malik dan DAEssentials
Proyek ini akan dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), sebuah organisasi berbasis di Jerman yang berfokus pada kerja sama internasional untuk membantu pemerintah dan mitra di berbagai negara menerapkan pembangunan berkelanjutan.
Dalam proyek ini, GIZ akan memperluas Ditjen EBTKE dalam penerapan berbagai teknologi ramah lingkungan di Bandara Pondok Cab.
Baca juga: Inilah Momen Pelita Air Pertama Kali Terbang Bersama SAF di Bali International Air Show 2024
Ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendi Kurniawan dan Dirjen EBTKE Prof. Enia Listiani Dawi yang diwakili oleh Sahid Junaidi, Sekjen EBTKE, di kantor pusat PT Pelita Air. Melayani.
Senior Vice President Keuangan PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah turut hadir menyaksikan proses penandatanganan tersebut.
Baca juga: Kerja keras dan inovasi Pelita Air Service membuahkan hasil
Ania Listiani Davy, Direktur Jenderal EBTKE, dalam sambutan tertulisnya berharap penerapan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan secara berkelanjutan di Bandara Pondok Cab dapat membuka kemungkinan kerja sama dan mengoptimalkan upaya untuk mewujudkan mitigasi dampak yang dapat diperoleh manfaatnya. iklim. Mengganti dan mengurangi dampak gas rumah kaca.
Perjanjian tersebut mencakup berbagai inisiatif, antara lain melakukan kajian teknis di Bandara Pondok Cab dan pertukaran informasi terkait konservasi energi, penerapan manajemen energi untuk penggunaan energi yang efisien dan berkelanjutan di Bandara Pondok Cab, ujarnya.
“Akan ada kesepakatan antara Ditjen EBTKE dan Pelita Air mengenai pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mengubah Bandara Pondok Cab menjadi green Airport atau eco-airport, serta kerja sama lebih lanjut ke depannya,” kata Direktur. Jenderal RI. EBTKE Kementerian ESDM Ania Listiani Davy.
Dalam kesempatan itu, Senior Vice President Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah menyampaikan harapannya atas kerja sama antara PT Pelita Air Service dan Dirjen EBTKE melalui GIZ.
Ia berharap proyek ini dapat menjadi model dan referensi bagi pengembangan bandara lainnya.
Bagus Agung Rahadiansyah mengatakan, “Dengan dukungan teknis dan pengalaman dari GIZ, serta komitmen penuh dari PT Pelita Air Service, kami optimis Bandara Pondok CAB dapat menjadi role model penerapan teknologi ramah lingkungan di bandara-bandara Indonesia.”
Sementara itu, Direktur PT Pelita Air Service Dendi Kurniawan menjelaskan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan di Bandara Pondok Cab merupakan inisiatif yang dilakukan perseroan untuk memperkuat peran dan turut serta menciptakan industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Dendi Kurniawan, langkah nyata yang dilakukan PT Pelita Air Service ini merupakan bentuk kontribusi mendukung PT Pertamina (Persero) dalam mencapai target net zero emisi pada tahun 2060.
Dikatakannya, proyek kerja sama ini merupakan peluang luar biasa untuk mengembangkan Bandara Pondok CAB sebagai salah satu bandara ramah lingkungan di Indonesia.
“Ini bukan sekadar inisiatif jangka pendek, namun menjadi landasan penting bagi perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan industri penerbangan Indonesia,” kata Dendi Kurniawan.
Sebagai pelaksana proyek ini, GIZ bertujuan untuk mendukung pengembangan ekosistem energi bersih yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia melalui program Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia (SETI).
Melalui kerja sama ini, Pelita Air dan Dirjen EBTKE berkomitmen mencapai efisiensi energi secara signifikan dan penggunaan energi terbarukan di lingkungan bandara.
Harapannya, upaya ini dapat mempercepat transisi menuju bandara rendah karbon yang mendukung kelestarian lingkungan.
Koordinator proyek SETI Johannes Einhorn mengatakan inisiatif ini sejalan dengan upaya global untuk memerangi perubahan iklim.
Johannes mengaku pihaknya senang bisa bekerjasama dengan EBTKE dan Pelita Air dalam inisiatif penting ini.
Pihaknya berkomitmen mendukung kajian teknis, peningkatan kapasitas, dan fasilitasi teknis yang diperlukan untuk membantu Bandara Pondok CAB menerapkan efisiensi energi dan menciptakan model pemanfaatan energi terbarukan di sektor penerbangan Indonesia.
“Kemitraan ini merupakan langkah penting dalam perjalanan bersama kita menuju transisi energi, dan kami berharap dapat belajar dan tumbuh bersama melalui upaya ini,” kata Johannes.
Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Fadjar Joco Santoso mengatakan, proyek pembangunan Bandara Pondok CAB sebagai bandara ramah lingkungan merupakan salah satu contoh peran aktif anak usaha Pertamina dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Fadjar menjelaskan, sebagai anak perusahaan Pertamina, Pelita Air berperan aktif dalam melaksanakan inisiatif yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Hal ini tentunya sejalan dengan penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina,” tutup Fadjar Joko Santoso (MRK/JPNN).