Menaker Yassierli dan Mendagri Tito Gelar Rakor, Bahas PHK hingga Upah Minimum 2025

saranginews.com, Jakarta – Pertemuan digelar antara Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Jakarta (Rakor) pada Kamis (31/10).

Rapat gabungan yang dihadiri seluruh pimpinan daerah mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota tersebut membahas mengenai kenaikan angka pengangguran (PHK) dan penetapan upah minimum pada tahun 2025.

Baca selengkapnya: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli putuskan pertahankan WTP dengan mengedepankan pekerja yang adil

Menteri Ketenagakerjaan Yasirli mengatakan, pertemuan kerja sama tersebut untuk mengoordinasikan kerja pemerintah pusat dan daerah serta meningkatkan kerja sama terhadap peningkatan pengangguran.

“Hingga Oktober 2024, akan ada 59.796 pekerja yang terkena PHK.” Menteri Ketenagakerjaan Yasirli mengatakan, “Jumlah ini bertambah 25.000 pekerja dalam tiga bulan terakhir.”

Baca juga: Rapat Kerja dengan Komite 9 DPR, Menaker Yassierli Jelaskan UU Ketenagakerjaan

Guna menekan angka PHK, Menteri Ketenagakerjaan Yasir mendorong daerah untuk membentuk sistem peringatan dini terhadap potensi PHK di perusahaan.

Ia menjelaskan, “Melalui adanya sistem peringatan dini, kami berharap dapat mengurangi dampak sosial dan ekonomi dari tingginya pengangguran.”

Baca Juga: Menaker Yasirli Ajak Serikat Pekerja Terus Jalin Ikatan Bisnis

Terkait penetapan upah minimum 2025, Menteri Ketenagakerjaan Yasirli meminta seluruh pimpinan dapat menetapkan upah minimum nasional (UMP) 2025 paling lambat tanggal 21 November 2024.

Sementara itu, penetapan upah minimum kabupaten/kota sebaiknya diambil sebelum tanggal 30 November 2024 dengan memperhatikan rekomendasi Dewan Ketenagakerjaan dan pemerintah pusat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Kita semua berharap upah minimum pada tahun 2025 adalah keputusan yang baik.” Menteri Tenaga Kerja Yassierli mengatakan, “Saya dan Mendagri menghimbau semua pihak (pusat dan daerah) untuk berkomunikasi dan berdiskusi dengan seluruh pemangku kepentingan sebelum masalah ketenagakerjaan.” Jepang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *