saranginews.com, Jakarta – Hardjuno Wiwoho, pengamat hukum dan aktivis antikorupsi, memuji langkah Kejaksaan Negeri (Kejagung) dalam mengusut dugaan korupsi impor gula selama 2015-2016.
Namun kasus impor gula hanya sebagian kecil saja. permasalahan kacaunya kebijakan impor di Indonesia
Baca Juga: Jaksa Penuntut Umum Usut Keterlibatan Perusahaan Swasta dalam Kasus Korupsi Impor Gula yang Melibatkan Tom Lembong
Oleh karena itu, HardJuno meminta pemerintah memperluas cakupan penyidikan hingga impor barang lainnya. yang dapat membahayakan bumi, seperti beras, daging sapi, dan kedelai
“Kejaksaan saat ini sedang mengusut kasus impor gula tersebut. Namun hal ini kemungkinan akan menjadi dorongan untuk penyelidikan yang lebih luas. “Ini bukan hanya gula. Tapi itu termasuk semua impor yang bisa merugikan negara,” kata Hard Juno di Jakarta. Dikatakan pada Jumat (01/11)
BACA JUGA: Kejaksaan Agung Garap Tom Lembong Soal Korupsi Rudianto: Bagaimana dengan Mantan Menteri Lainnya?
Hardjuno yang merupakan mahasiswa PhD bidang Hukum dan Pembangunan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai impor barang yang merugikan negara bukanlah hal baru.
Praktik impor kotor ini seringkali melibatkan jaringan besar yang mengeksploitasi celah dalam kebijakan impor.
BACA JUGA: Kejaksaan Selidiki Aliran Dana Korupsi Impor Gula Oleh Tom Lembong
“Impor beras, daging sapi, dan kedelai juga mempunyai risiko tinggi terhadap kebocoran APBN. “Bukan hal yang aneh jika kasus seperti itu dilakukan dengan pengendalian harga. kuota impor dan perizinan game,” ujarnya.
Menurut Hardjuno, dampak praktik impor yang tidak transparan tidak hanya merugikan negara secara finansial. Namun hal ini juga berdampak langsung terhadap perekonomian negara dan petani.
“Impor gula, beras, dan kedelai yang berlebihan jelas berdampak pada harga barang-barang dalam negeri. Akibatnya petani kehilangan pasar dan harga produk dalam negeri anjlok signifikan, ujarnya.
Untuk itu, Hardjuni menjelaskan komoditas strategis seperti beras, gula, dan daging sapi harus dilindungi dengan kebijakan yang komprehensif untuk menjamin keberlanjutan produk dalam negeri dan menjaga stabilitas harga.
“Mengandalkan impor tanpa pengendalian yang ketat hanya akan meningkatkan kerentanan pangan kita. “Kita perlu memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri,” tambahnya.
Hardjuno menekankan pentingnya transparansi dalam proses penyidikan dan pengambilan kebijakan terkait impor barang.
“Kita harus memastikan proses hukumnya transparan dan akuntabel. “Jangan sampai ada pihak yang berkepentingan mengelak dari hukum,” tegasnya.
Hardjuno berharap Kejagung semakin percaya diri dalam menangani kasus serupa di masa mendatang. Khususnya dengan memperluas cakupan penyidikan terhadap barang-barang lain yang dapat merugikan negara.
“Ini merupakan kesempatan bagi Kejaksaan untuk membuktikan bahwa hukum diterapkan secara adil dan komprehensif.” Bukan sembarang komoditas.” Hardjuno (Jumat/jpnn) Jangan lewatkan video rekomendasi redaksi ini: