saranginews.com, BALI – Komisi Pemilihan Umum Indonesia (Bawaslu) dan Comissão Nacional De Eleições (CNE) Timor Leste telah menandatangani Memorandum of Understanding (PKS) tentang pemantauan pendidikan.
Sekretaris Jenderal Bawaslu RI Ichsan Fuadi senang dan mengapresiasi tinggi langkah yang dilakukan kedua struktur di negara berbeda ini.
BACA JUGA: Sebelum mencoblos, Bavaslu meminta pengawas Pilkada 2024 menyusun LHP secara rinci
Sekadar informasi, CNE adalah lembaga yang menyelenggarakan pemilu di Timor-Leste dan mandat mereka mencakup penegakan hukum pemilu.
Ishsan mengatakan, perjanjian kerja sama ini dapat memperkuat kerja sama lembaga dalam meningkatkan kapasitas pekerja.
BACA JUGA: Herwin mendesak pengawas pemilu untuk terus meningkatkan kapasitas guna memperkuat kerja Bavaslu
“Dengan adanya kesepakatan ini, saya yakin kedua belah pihak dapat mencapai tujuan memenangkan pemilu di Indonesia dan Timor Leste,” kata Ichsan di Bali, Jumat (15/11).
Pada konferensi tersebut, Sekretaris Jenderal CNE Republik Demokratik Timor-Leste, Odette Maria Bello, mengucapkan terima kasih kepada Bawaslu atas kontribusinya terhadap Timor-Leste melalui pelatihan pendidikan pengawasan.
BACA JUGA: Sebagai dosen tamu di UI, Ketua Bavaslu mengidentifikasi tantangan permasalahan hukum dan penyelesaian pemilu.
Ini adalah langkah yang baik bagi Odete karena teknik dan modulnya terwakili dengan baik.
Jelas Odette. “Senang sekali bagi kami di CNE, para peserta yang telah menyelesaikan pelatihan terus bertahan melalui pelatihan yang baik. Saat menyampaikan idenya, para peserta sedikit dibatasi oleh bahasa, namun mereka melakukannya. itu bagus.” .
Odette juga berpesan kepada para peserta kursus untuk membagikan ilmunya dan mengubahnya menjadi keterampilan yang bermanfaat.
Ia menyerukan profesionalisme, transparansi, independensi dan integritas sejalan dengan misi CNE di Timor-Leste. (mrk/jpnn)