Institut Teknologi Del Menggunakan AI untuk Deteksi Kecurangan Saat Ujian

saranginews.com – JAKARTA – Institut Teknologi (IT Del) telah membuktikan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat membawa banyak manfaat bagi pendidikan dan masyarakat.  Kampus teknologi andalan di tepi Danau Toba, Sumatera Utara ini menggunakan AI untuk penelitian, pengembangan pendidikan tinggi, bahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan produksi pertanian.

“Kecerdasan buatan dapat menjadi alat dan media teknis untuk mendukung guru dan siswa sebagai lingkungan interaksi. “Tujuannya adalah efisiensi, efektivitas dan kualitas pendidikan yang lebih baik,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik IT Del, Dr. Johannes Harungguan Sianipar, M.T., pada webinar SEVIMA “Strategi pemanfaatan kecerdasan buatan untuk penelitian dan pengembangan di perguruan tinggi”, Kamis (14 November).

BACA JUGA: Mayora Indah Gandeng IT Del Pemanfaatan Eceng Gondok di DPSP Danau Toba

Johannes berbicara tentang pengintegrasian teknologi canggih seperti kecerdasan buatan ke dalam kurikulum dan aktivitas di kampus. Cara-cara tersebut dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru dan siswa di seluruh Indonesia.

Pertama, menggunakan AI untuk memprediksi kinerja siswa dan metode pengajaran. IT Del menggunakan kecerdasan buatan dalam sistem peringatan dini yang dapat memantau kinerja siswa.

BACA JUGA: Kecerdasan buatan meningkatkan produktivitas dan daya saing manufaktur Indonesia

Sistem ini memberikan peringatan dini terhadap penurunan prestasi siswa dan didasarkan pada analisis data seperti latar belakang sekolah, nilai rapor, nilai akademik, dan hasil tes psikologi.

AI pada sistem ini juga dapat memberikan prediksi dan saran metode pembelajaran yang dapat digunakan siswa. Dengan cara ini, mahasiswa dapat memperoleh layanan akademik terbaik yang sesuai dengan kebutuhannya.

BACA JUGA: Top 3 Berita Selebriti Terpanas: Hubungan Terbaru Lolly dan Wadel, Tamara: Tolong Keadilan

Kedua, mengontrol ujian secara otomatis menggunakan kecerdasan buatan. Salah satu tugas yang paling memakan waktu di kampus adalah mengawasi ujian. Baik guru maupun siswa harus duduk di satu tempat sepanjang hari. 

Dengan pengawasan kecerdasan buatan, mahasiswa dapat mengikuti ujian dimana saja selama memiliki laptop atau komputer, sesuai aturan kampus. Kamera laptop menjadi pengontrol kecerdasan buatan dan dapat secara otomatis mendeteksi apakah siswa telah mendeteksi adanya pencoretan. Hal ini memungkinkan lokasi kampus untuk mengurangi beban administrasi fakultas. Keamanan dan keadilan selama ujian juga terjamin karena kecerdasan buatan memantau keseluruhan ujian.

“Kecerdasan buatan akan mempelajari perilaku orang yang menggunakan kamera dan mengidentifikasi pola mencurigakan yang mengindikasikan potensi penipuan.” “Misalnya, jika mata melihat, AI dapat langsung mendeteksinya dan bahkan memberikan bukti berupa a tangkapan layar tambahkan,” katanya. 

Ketiga, melestarikan budaya lokal dengan menggunakan teknologi AI. Tidak hanya di bidang akademik, IT Del juga memanfaatkan kecerdasan buatan untuk melestarikan warisan budaya. Salah satunya adalah DiTenun, sebuah proyek startup yang dikembangkan oleh fakultas. Aplikasi ini menggunakan AI untuk membuat motif Ulos baru berdasarkan pola tenun tradisional yang sudah ada. Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi terhadap pelestarian warisan budaya tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi dalam industri tenun lokal.

Keempat: Optimalkan pertanian dan jasa dengan AI. Sektor pertanian pun tak luput dari pemanfaatan kecerdasan buatan IT Del, khususnya di kawasan Science Park, Herb Park, dan Hortikultura (TSTH2) yang dikelola kampus. Dengan menggunakan AI, IT Del melakukan penelitian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan menghitung hasil.  Cukup ambil foto taman Anda dari udara dengan drone dan Anda bisa melihat tanaman mana yang sakit, mana yang kekurangan air, dan tanaman mana yang bahkan siap dipanen.

Pada kesempatan yang sama, Kepala LLDIKTI Wilayah I Kemdikbudristek, Prof. Saiful Anwar Matondang, Ph.D. juga menekankan pentingnya institusi pendidikan tinggi menggunakan kecerdasan buatan untuk memberikan layanan berkualitas tinggi. Menurutnya, digitalisasi dengan menggunakan kecerdasan buatan dapat mengatasi keterbatasan manusia dalam bekerja karena akses terhadap sistem kecerdasan buatan tersedia sepanjang waktu.  “Para pemimpin pendidikan tinggi perlu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memberikan layanan terbaik karena sektor pendidikan adalah industri jasa yang berfokus pada kepuasan pelanggan,” kata Profesor Saiful. (esy/jpnn) Ayo tonton juga video ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *