saranginews.com, JAKARTA – Band post-metal asal Jakarta, Amarta mempersembahkan album full-length pertamanya, Nodus Tollens.
Album berisi 10 lagu tersebut dijadwalkan rilis pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Baca Juga: Amarta memasuki babak baru lewat Kheira
Sedangkan untuk Nodus Tollens, nama album yang dipilih Amareta berasal dari bahasa Latin. Penempatan Tulane diartikan sebagai rasa kesadaran bahwa hidup seseorang terasa aneh atau tidak biasa.
Band beranggotakan Raja Panggaben (gitar), Aulia Akbar (drum), Anida Bajumi (bass), Techa Aurelia (vokal), dan Lodi Andrian (synthesizer) ini meyakini istilah Nodus Tollens menggambarkan tema lagu-lagu dalam album tersebut.
Baca Juga: Amarta Luncurkan Chevron Penuh Kontras
“Gambaran besar album ini mungkin kegelisahan, seperti semua yang ada di sekitar kita tidak masuk akal lagi, aneh. Pada dasarnya, itu adalah kegelisahan setiap manusia,” kata bassis Amrita Anida Bejumi saat sesi mendengarkan di Ratatati, Si Selatan. . Card, Selasa (8/10) malam
“Album ini bukan hanya marah-marah, tapi mungkin juga sedih,” lanjut Uliya Akbar, penyanyi Amarta.
Baca juga: Diproduksi oleh Ricky Seehan, Amarta merilis Bleeker Song
Album Amarta Nodus Tollens menggabungkan sejumlah elemen musik yang mengesankan dan pengaturan berani.
Lagu-lagu di album ini termasuk post-metal, malapetaka/kotoran, untuk melihat pasar, dengan penemuan aneh.
Band ini menggabungkan kekuatan instrumental yang solid dengan tekstur berlapis untuk menciptakan nuansa atmosfer yang penuh tekstur dan kedalaman.
Tidak hanya hadir dengan desain yang berat dan gelap, Amarta juga hadir dengan lapisan tone yang lembut, reflektif, dan menenangkan. Semuanya semakin sempurna dengan karakter vokal Teca Aurelia yang indah dan kuat.
Sulit membayangkan bagaimana agresi lain bisa dihadirkan selain Pelteras, kata Teka Aurelia.
Amartha menampilkan 10 lagu di Nodus Tollens termasuk Argentum, Hejira, Kala Sang Surya Tenggelam (Cress Cover), Bleeker, Padam, Eternal Grace, Pirouette, Beautiful Ivory, Chevron, Tiang Garam.
Meski beberapa lagu lamanya dirilis sebagai single, Amartha memastikan lagu-lagu di Nodus Tollens adalah versi final.
Misalnya, lagu Bleeker di album ini merupakan versi baru yang berbeda dengan lagu terbitannya, kata Anida Bajomi.
Menariknya lagi, Amarta juga memuat lagu Kala Sang Surya Tenggelam yang dipopulerkan mendiang Krissiah. Amarta kini memberikan sentuhan magis pada lagu ciptaan Guru Sukarnoputra.
Dimasukkannya lagu Kala Sang Surya Tenggelam ke dalam album Nodus Tollens awalnya tidak direncanakan. Semua bermula ketika Amarta sedang mencari lagu lagi di atas panggung.
“Baru-baru ini kami mendengar lagu Indonesia lama, jadi karena lagu yang kami tampilkan tidak cukup, akhirnya kami memutar Kala Sang Surya Tenggelam,” kata Auliya Akbar.
Amartha melalui proses yang panjang hingga akhirnya mampu menyelesaikan album Nodus Tollens. Ternyata tim sudah mempersiapkan materinya sejak tahun 2019.
Proses perekamannya memakan waktu yang sangat lama, sekitar dua tahun.
“Workshopnya juga banyak dinamikanya. Hingga akhirnya kami menemukan format yang paling cocok untuk kami,” kata Raja Pangabian.
Dari segi produksi, Amarta menggandeng Ricky Seehan (Sringai) yang berperan sebagai produser dan pelatih.
Gitaris Seringai ini menilai, masih sangat jarang di Indonesia ada band sekelas Amarta yang memiliki musik seluas album Nodus Tollens.
Menurutnya, album Amarta Nodus Tollens tidak menawarkan metal konvensional. Nodus Tollens adalah ciptaan band yang mahir menyeimbangkan melodi emosional, aransemen yang penuh petualangan dan agresif.
“Dalam dosis yang tepat, dapat memuaskan penggemar musik rock, terutama post-metal atau doom/sled. Namun, menurut saya album ini sudah cukup saat ini sehingga dapat memuaskan penggemar gaya seperti shoegaze, indiepop dan bahkan menarik perhatian Gothic. ,” jelas Ricky Seehan.
Amarta juga berkolaborasi dengan artis Ramzi Firhad untuk menggarap album Nodus Tollens.
Album Nodus Tollens karya Amara bisa Anda dengarkan mulai Jumat, 11 Oktober 2024.
(ded/jpnn)