saranginews.com, Palangka Raya – Upaya Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kalteng untuk gencar menyalurkan bantuan sosial (banso) jelang pemilu terus menyedot perhatian.
Ujang Komarudin, Analis Politik Universitas Al Azhar Indonesia, menekankan pentingnya menjaga integritas untuk menghasilkan pemimpin atau kepala daerah berkualitas yang memenuhi harapan masyarakat terhadap Pilkada Serentak 2024.
Baca Juga: Fokus Pasar Murah Jelang Pilgub Kalteng, Bawas Harus Hati-hati Dalam Pengawasan
Oleh karena itu, Ujang meminta demokrasi benar-benar bisa melahirkan pemimpin daerah yang bermanfaat bagi rakyat, bangsa, dan negara, tanpa ada campur tangan penguasa, penyaluran bantuan sosial, dan kebijakan moneter.
“Kalau dilakukan dengan dukungan sosial, itu bukan pemimpin yang berkualitas dan utuh, bukan pemimpin yang baik. “Kalaupun kami menang, itu karena kami memberikan sesuatu kepada pemilih untuk diberikan kepada rakyat,” kata Uzong dalam keterangannya, Minggu (20/10).
Baca juga: Agustiyar Sabran Pertahankan Keras Kepercayaan Masyarakat, Majulah Kalimantan Tengah
Seperti diketahui, Pemprov Kalteng terus menyalurkan sembako.
Gubernur Sugianto Sabran membagikan ribuan paket sembako ke seluruh pelosok Kalteng.
Baca juga: Ini Program 100 Hari Calon ASRI Jika Terpilih di Pilgub Kalteng, Ini Program 100 Hari Calon ASRI Jika Terpilih di Pilgub Kalteng
Aktivitas selama periode promosi ini mungkin mengandung konflik kepentingan.
Selain itu, salah satu kontestan Pilgub Kalteng, kakak Sujianto Sabran, Augustiar Sabran, akan mencalonkan diri melawan Wakil Gubernur saat ini Eddy Pratovo pada Pilgub Kalteng 2024.
Sebelumnya, Sugianto Sabran dan ED Pratovo dilaporkan ke Bawaslu karena diduga bersekongkol mempengaruhi hasil pilkada.
Laporan tersebut menyebutkan, program bansos dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp219,9 miliar untuk sekitar 312.224 penerima manfaat.
Dalam pendistribusiannya, Pemprov Kalteng diduga menyelundupkan calon daerah dengan berbagai cara.
Program tersebut akan memberikan bansos berupa uang tunai kepada 90.275 penerima manfaat dengan total Rp145,8 miliar, dan bansos berupa sembako (semba) kepada 159.640 penerima manfaat dengan total Rp31,1 miliar.
Ujang mengimbau masyarakat melaporkan adanya kecurangan dalam pilkada ke Bawaslu.
Ia meyakini partisipasi masyarakat dapat memberikan dampak besar dalam melahirkan pemimpin berkualitas di daerah Kalimantan Tengah.
Selain itu, Uzang mengingatkan bawaslu punya kewenangan untuk tidak tinggal diam terhadap persoalan tersebut.
“Tidak hanya menunggu laporan, tapi mengusut, mengusut, menemukan pelakunya dan mengadilinya. Kalau tidak, moralnya akan rusak dalam pilkada, karena semua diam, karena semua cuek, tidak peduli, tegas Ujung (mar1/jpnn) Video terpopuler hari ini: