saranginews.com – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Daerah Sultra menyoroti kasus kontroversial guru terhormat Supriyani, putra anggota polisi Aipda Wibowo Hasim, yang diduga memukul seorang siswa dengan huruf D.
Kasus Guru Supriyani belum selesai di Pengadilan Negeri Andoolo Konawe Selatan (Konsel).
BACA JUGA: Guru Supriyani Aipda senada dengan ucapan Vibowo: Aku akan memenjarakanmu meski sehari!
Ketua FKUB Sultra KH Hasanuri mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam kasus Guru Honorer SDN 4 Baito Supriyani untuk memilih jalan perdamaian sesuai ajaran agama.
Kata Kiai Hasanuri, segala macam perselisihan diatur dalam ajaran agama agar mereka yang berkonflik bisa cepat berdamai.
Baca juga: Andreas dari PDIP menyayangkan penghinaan Jokowi terhadap Presiden Prabowo.
Terkait kasus Supriyani perlu dicari titik temu dan rekonsiliasi dan semua agama mengajarkan untuk memilih jalan damai. Islam juga mengajarkan untuk memilih jalan damai, ujarnya di Kendari (9/11/). 2024).
Begitu pula dengan keluarga Pendeta Guru Supriyani dan Aipda Wibowo Hasim yang menggugat perjanjian perdamaian terbaik.
Baca Juga: Mas Gibran Jadi Pj Presiden
“Perdamaian adalah jalan terbaik. Untuk itu, kita perlu sepakat dan tidak saling merugikan,” ujarnya.
Kiai Hasanuri juga mengatakan, kasus yang melibatkan guru Supriyani yang dulunya lumrah kini semakin membesar dan menimbulkan dampak positif dan negatif di masyarakat.
“Awalnya masalah ini mungkin masalah sederhana, namun belakangan ini semakin membesar, masyarakat mempunyai sisi baik dan buruknya. Jadi, mari kita cari solusi yang baik bersama-sama,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, ia berharap kasus Supriyani dapat memancing seluruh elemen masyarakat dan tidak menimbulkan kontroversi yang lebih luas.
“Kita semua adalah saudara, hendaknya kita saling menjaga, dan hendaknya kita melihat dan belajar dari beberapa konflik yang terjadi sebelumnya. Jadi jangan mudah terprovokasi, hargai perbedaan kita dan saling bersinergi. Mari kita majukan Sultra,” KH kata Hasanuri. (semut/jpnn)