saranginews.com, JAKARTA – Budi Arie Setiadi, mantan Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) sangat menderita akibat banyaknya misinformasi terkait kasus perjudian online.
Demikian dirilis Koordinator Persatuan Komunitas Anti Berita (Pamsaber) Pencemaran Nama Baik dan Hoax, Teuku Afriad.
BACA JUGA: Bareskrim juga menyita aset senilai Rp 13.800 crore dalam kasus perjudian online.
“Kami menyimpulkan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie menjadi korban informasi palsu sistematis yang dilakukan beberapa kelompok, bos game online,” kata Tengku Afriadi, Senin (11/11).
Menurut Tengku, keberhasilan polisi menindak geng judi online di Tanah Air tidak bisa lepas dari budi Budi Arie.
BACA JUGA: GP Ansor mendukung Prabowo Subianto dalam perjuangannya melawan pejabat yang mengizinkan perjudian online.
Selain itu, Budi Arie adalah teman dekat Jokowi dan beliau sudah tegas berbicara soal pemberantasan judola, ujarnya.
Teuku mendapat informasi saat Budi Arie menjadi Perdana Menteri bahwa sumber daya manusia di kementerian penghapusan perjudian online kurang baik. Pasalnya, pemerintah hanya mampu mempublikasikan 10 ribu informasi terkait perjudian online setiap harinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Budi melakukan pekerjaan rekrutmen dan banyak kelompok yang mengajukan.
“Salah satunya berinisial T, dekat dengan Menkominfo. Beliau menyerang beberapa orang yang menyebut aktivis muda NKRI merah putih,” jelasnya.
Setelah itu, muncul kelompok lain berinisial AK dan T, di kalangan pekerja anti judo remaja. AK menunjukkan kemampuan sistem dan mesinnya dalam menghilangkan 50 ribu hingga 100 ribu per hari.
Tentu banyak nama yang masuk, tapi belakangan ditarik, ujarnya.
Semua pekerja ini memiliki kualitas yang nyata. Padahal, seluruh kegiatan rekrutmen dan kepengurusan dilakukan oleh Otorita, antara lain Menteri Budi Arie memutuskan menerima AK karena katanya memiliki kemampuan IT.
“Pikiran negatif yang datang dari pihak yang mendekati Budi Arie (T dkk) itu di luar kendali pemerintah. Apalagi tindakan administratif untuk menjaga kawasan judol jauh dari yang dilakukan instansi pemerintah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Tengku mengatakan Budi Arie tidak memiliki instruksi lisan maupun tertulis untuk melindungi situs judi online tersebut.
“Jangan pernah berpikir untuk melindungi 1000 situs judol, satu situs pun tidak, apalagi arus kasnya. Menteri Budi Arie benar-benar terbunuh oleh penipuan para pekerja Komdigi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tengku mengatakan, tampaknya Manajer T, CEO maskapai tersebut, bertindak tanpa sepengetahuan menteri, apalagi menteri.
Oleh karena itu, perintah penindakan judol tidak dilakukan, namun mereka tergoda untuk bekerja sama dengan para pedagang judol, kata juru bicara GMNI.
Sekadar informasi, belakangan ini Budi Arie banyak dikepung penipuan. Misalnya, video postingan anggota DPR RI yang berpura-pura menyimpan setumpuk uang di dalam kotak diambil dari penggeledahan Agen Khusus Budi Arie dalam kasus perjudian online.
Namun, belum ada informasi spesifik mengenai hal itu, ujarnya.
Tengku berharap masyarakat terus melawan permasalahan perjudian online yang merupakan penyakit sosial dengan mengikuti program yang tepat.
“Semua informasi yang diberikan media massa dan jejaring sosial harus diverifikasi kebenarannya, sehingga tidak ada pihak yang dikecualikan dari penipuan dan fitnah, terutama dalam urusan politik,” pungkas Tengku (mcr10 /jpnn) Jangan lewatkan video barunya. :