saranginews.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka kemungkinan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun anggaran 2025.
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani dalam konferensi pers rilis APBN November 2024 di Jakarta, Jumat (8/11).
BACA JUGA: Sri Muljani Akui Kemenangan Donald Trump Berdampak Besar
Sri Mulyani menjelaskan, penyusunan APBN 2025 sebenarnya sudah berkonsultasi dengan Presiden terpilih yakni Presiden Prabowo Subianto yang saat ini menjabat.
Artinya, program-program prioritas Trump selaras.
BACA JUGA: Profil dan Catatan Sri Mulyani Kembali ke Kementerian Keuangan
Namun dalam beberapa kesempatan Presiden Prabowo telah menyampaikan bahwa kementerian/lembaga (K/L) sangat memperhatikan APBN, apalagi dengan berbagai komitmen efisiensi, kata Sri Mulyani.
Ia menyinggung arahan Prabow terkait Inkremental Capital Production Ratio (ICOR) yang masih tinggi.
ICOR merupakan koefisien yang menunjukkan efisiensi investasi suatu negara dalam produksi output perekonomian. Semakin rendah nilai ICOR maka investasi tersebut semakin efisien dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Arah lain yang juga menonjol adalah pelarian dan korupsi.
“Semua K/L harus menangani ini. Oleh karena itu, kalau ada review APBN lebih fokus pada pedoman Presiden Prabowo,” ujarnya.
Di sisi lain, dalam UU APBN terdapat klausul yang memperbolehkan penyesuaian APBN, baik perubahan penggabungan K/L maupun perubahan program.
Namun saat ini kami fokus pada implementasi UU APBN 2025, lanjutnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini sedang menyusun Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang rencananya akan disampaikan pada awal Desember, sedangkan Perpres dijadwalkan pada akhir November.
“Jadi dalam tiga minggu ke depan kita akan sangat-sangat sibuk bekerja sama dengan seluruh K/L dan Bappenas agar APBN 2025 bisa kita terjemahkan ke dalam dokumen Perpres yang daftar detailnya dan anggarannya oleh K/L,” kata Sri. . Mulyani (mcr10/jpnn) Dengarkan Pilihan Editor: