saranginews.com – Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tertinggal (Méndez PDT) Yandry Susanto buka suara untuk mengirimkan undangan acara khusus, namun menggunakan kertas resmi kementerian.
Ia mengaku tak ingin memanfaatkan undangan resmi yang dikeluarkan kementerian untuk acara khusus.
Baca: Disenthil Mahfood MD, Yandri Susanto Tanggapi Pesan Menteri untuk Acara Khusus
Postingan Mahfud MD itu menyindir Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI Yanderi Susanto soal penggunaan kop surat kementerian. Tangkapan layar
Yandere juga menegaskan bahwa dia hanya belajar sebagai menteri desa.
Baca Juga: Timeline Guru Terhormat Supriyani Dituduh Memukuli Anak Polisi dan Menjebloskannya ke Penjara
“Iya, saya baru jadi menteri, jadi sudah 30 tahun tinggal di RDK ya? Iya lho, saya baru belajar,” kata Yandry di Gedung Negara, Rabu (23/10).
Menurutnya, mereka yang diundang ke acara Haul ibunya sudah mengetahui acara tersebut melalui undangan di WhatsApp.
BACA: Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Begaye minta tambahan R20 triliun, lapor DPR
Namun kemudian muncul diskusi lain apakah perlu ada undangan resmi.
“Karena sibuk, banyak persiapan setelah pelantikan, jadi kurang kontrol,” jelasnya.
Meski begitu, mantan anggota DPR itu mengaku tidak mengeluarkan sepeser pun dana kementerian untuk mengangkut ibunya.
“Saya tidak menggunakan uang Kementan sepeserpun dari acara ini, insya Allah juga tidak terjadi, ini murni urusan administrasi,” kata Yandry.
Ia pun berjanji akan lebih berhati-hati dalam memisahkan acara keluarga dan pekerjaan ke depannya.
Pada Selasa, terjadi heboh atas foto pesan yang diunggah ke akun X miliknya oleh pakar hukum tata negara Mahfuz Mohamed.
Mahfud mengunggah pesan tertanggal 21 Oktober 2024 atas inisiatif Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI.
Diketahui, surat tersebut ditandatangani oleh Menteri Yanderi Susanto yang ditunjuk oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Diketahui, surat tersebut mengundang pimpinan desa, sekretaris desa, pimpinan RW, pimpinan PKR, dan kader Posyandu untuk ikut serta dalam kunjungan kedua ke ibu Yandari, Bhaismavati.
Surat Menteri Desa dan Daerah Tertinggal yang ditulis di atas kertas itu rupanya merupakan ajakan untuk mengikuti acara pindahan di Pondok Pesantren Bai Mehdi Sholeh Mamun, di Banten, Provinsi Serang. (mcr4/keju)