saranginews.com – Jakarta – Direktur Jenderal Pembangunan Pemerintahan Desa (Dirgen Pemdes Kemendagri) Kementerian Dalam Negeri, La Ode Ahmad P. Bolombo mengatakan, Sistem Manajemen Pembelajaran Pemerintahan Desa (LMS) hadir untuk memberdayakan perangkat desa dan 75.265 desa pusat.
“Satuan Kepegawaian LMS merupakan inisiatif digital inovatif dari Ditjen Bina Pemerintahan Desa untuk meningkatkan kualitas aparatur desa. Dengan LMS Pelayanan Publik Desa, aparat desa bisa belajar dari satu tempat, selama terkoneksi dengan internet. adalah platform digital interaktif yang memungkinkan mereka mengakses materi pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan literasi digital,” kata Ode Ahmed, Direktur Jenderal Pembangunan Pemerintahan Desa. Learning Management System (LMS), Selasa, (15/10) Hotel Sultan, Jakarta.
Baca Juga: Direktorat Pembinaan Pemerintahan Desa dan Rekrutmen BPJS Fasilitasi Jaminan Sosial Lembaga Desa
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri mengatakan, pendidikan tradisional atau tatap muka belum menjangkau seluruh 75.265 desa di Indonesia.
Secara umum, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melatih aparat desa sangat banyak.
Baca Juga: Dirjen Pembangunan Perdesaan Kemendagri: Desa Bukan Intinya Pemerintah!
LMS Pamong Desa hadir sebagai solusi yang menjangkau seluruh desa tanpa terkendala jarak dan waktu.
“Di 75.265 desa yang tersebar di seluruh Indonesia, pendidikan tradisional atau tatap muka dinilai tidak efektif menjangkau seluruh perangkat desa. Sistem pendidikan formal membutuhkan banyak waktu dan biaya sehingga menjadi tantangan dalam upaya peningkatan kapasitas. Sama-sama sebagai alat,” kata La Ode.
Baca: Dirjen Pembangunan Perdesaan Kementerian Dalam Negeri sangat membahas pentingnya desa dalam pelayanan sosial
Peluncuran LMS ini tidak hanya akan menambah pengetahuan aparat desa, namun juga memperkuat pemahaman mereka mengenai literasi digital dan keterampilan teknologi yang sangat penting di era digitalisasi saat ini.
Melalui LMS, perangkat desa dapat mengikuti pelatihan secara bebas, kapan saja, tanpa meninggalkan tugas sehari-hari di desa.
La Ode menambahkan, Direktorat Pembinaan Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri sangat fokus pada interaksi sosial dalam LMS ini, termasuk regulasi dan pelatihan bagi para pelatih yang melatih desa dalam menggunakan LMS.
Saat ini LMS Aparatur Sipil Desa ditargetkan menjangkau 40.000 desa dengan peserta 80.000 orang.
“Kami terus berupaya memperluas jangkauan LMS. Selain memberikan pelatihan, platform juga memungkinkan perangkat desa berinteraksi lintas fitur untuk terus memberikan rekomendasi terbaru,” kata La Ode.
LMS Aparatur Sipil Negara dilengkapi dengan lebih dari 3.800 materi pelatihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan aparatur desa. Selain itu, situs ini dilengkapi dengan sistem monitoring yang memungkinkan pemantauan proses pembelajaran sebelum, selama dan setelah tahapan pelatihan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan pendidikan berjalan dengan baik dan berkontribusi terhadap pengembangan kualitas perangkat desa secara berkelanjutan.
“Kita bisa memantau sebelum dan sesudah pelatihan. Ini yang menjadi keunggulan LMS, karena kita bisa memastikan perangkat desa mendukung program tersebut. Kita berharap dengan adanya LMS ini bisa menambah pengetahuan perangkat desa. dia menekankan.
Dirjen Bina Pemerintahan Desa juga meminta kerja sama semua pihak untuk menjalankan program ini dengan baik.
Dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan pemerataan akses internet, LMS ini diharapkan menjadi solusi efektif mengatasi keterbatasan pendidikan tradisional sekaligus mempersiapkan otoritas pedesaan menghadapi tantangan digital. (sam/jpnn)