saranginews.com, JAKARTA – Masyarakat non-BKN rela turunkan ijazahnya untuk mendaftar PPPK 2024 karena format terbuka sudah banyak tersedia di tingkat sekolah dasar (SD).
“Saya masih terdaftar dalam format tempat saya bekerja. Padahal ijazah SMA saya jatuh ke SD,” kata Sekretaris Jenderal DPP Non-K2 Auforum (FHNK2I) Tenaga Kependidikan (Tendik) Herlambang Susanto, kepada JPNN, Rabu (11/06).
BACA JUGA: Sepakat Damai Simak Penuturan Guru Honorer Supriyan dan Aipada Wibowo Hasyim.
Ia bersyukur di setiap daerah terdapat banyak organisasi non-BKN. Bahkan kuotanya disesuaikan dengan jumlah penerima.
Meski sebagian besar bersekolah di SD, Herlambang mengatakan mereka semua menerimanya secara sukarela. Sebab, masih ada satpam sekolah honorer yang masih bergelar SMP/SMP.
Baca Juga: Kasus Seleksi PPPK 2024, Tentang Sertifikat Kehormatan Intelijen Dinas
“Langkah pemerintah daerah sudah tepat dalam membuka formasi siswa yang memiliki ijazah sekolah dasar. Teman-teman lain untuk SMP. Yang punya ijazah SD dan SMP tidak bisa mendaftar,” kata Herlumbang.
Herlambang mengatakan Tendik FHNK2I akan memperkuat kerja sama dengan Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan instansi terkait. Sehingga pembayaran utang kehormatan tersebut bisa cepat selesai sesuai perintah Undang-Undang Nomor 20 § 66 Tahun 2023.
BACA JUGA: Ada kesepakatan penghentian secara terhormat untuk lolos seleksi PPPK 2024, namun BKPSDM melewatkannya.
Tentunya memperhatikan ketersediaan APBD yang ada agar tidak membebani pemerintah daerah. Menurut pemerintah pusat, Komite 2 dan Komite 10 DPR RI menilai penting bagi ASN untuk mengangkat pegawai honorer terlebih dahulu.
Ke depan, jika hasilnya bagus, akan dikeluarkan regulasi yang bisa lebih memperbaiki nasib ASN.
Bagi pemenang database non-BKN, kami ingatkan bahwa dalam pendaftarannya tidak boleh disertai surat penjelasan atau dokumen yang salah diunggah.
Dalam surat yang menginformasikan tentang pengalaman kerja Anda perlu memperhatikan jenis studi dan pendidikan. Ijazah tertulis juga harus memenuhi kualifikasi akademik format yang dipilih.
“Tidak perlu ijazah tertinggi kita. Karena kami juga mempertimbangkan format yang tersedia dan jenis format yang dipilih,” jelasnya.
Herlambang berharap dengan pendaftaran PPPK Tahap 2 2024 dapat mengurangi persentase non pemenang pada ruas yang diinginkan (TMS).
Oleh karena itu, pelamar harus berhati-hati dalam memilih dan mengisi formulir (esy/jpnn).