saranginews.com, BLITAR – BPK menetapkan dua pasangan calon (paslon) Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Blitar 2024, yakni Bambang Rianto (Kavit)-Bayu Kunkoro dan Syaukul Muhibbin-Elim Tyu Samba.
Pasangan Bambang-Bayu dikenal sebagai politisi senior yang didukung partai-partai utama seperti PDIP, Gerindra, Golkar dan PPP, serta enam partai non-parlemen.
BACA JUGA: Blusukan di Blitar, Kesang kampanye calon juara PSI
Bambang yang merupakan anggota DPRD Kota Blitar satu periode, melanjutkan karir politiknya di DPRD Jawa Timur selama dua periode.
Di sisi lain, Bayu saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Blitar periode 2019-2024.
BACA JUGA: Peresmian Graha Muslimat NU Blitar mendoakan Hofifa kembali menjadi Gubernur Jawa Timur.
Meski ingin mencalonkan diri kembali pada 2024-2029, Bayu memutuskan mundur dari jabatan legislatif untuk mendampingi Bambang pada Pilwali Blitar 2024.
Sementara itu, pasangan rival Ibbin-Elim menjadi wajah baru yang menyita perhatian warga Kota Blitar.
Ibbin yang merupakan Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansar dan anggota PKB, serta Elim merupakan kader Gerindra yang gagal di Pilpres 2024, yang sebelumnya didukung PKB, PAN, Demokrat, dan tiga partai nonparlemen.
Dengan semangat inovasi, Ibbin – Elim menawarkan visi dan prestasi bagi perkembangan kota Blitar.
Lembaga Penelitian Elektoral Indonesia (LKPI) melakukan survei untuk mengukur elektabilitas dua pasangan calon, termasuk 1.200 warga Blitar yang terdaftar pada DPT Pilkada 2024, kata Direktur Eksekutif LKPI Togu Lubis dalam keterangannya, Rabu. (16/10).
Togu menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan dengan metode multi stage random sampling yang melibatkan responden yang tersebar secara proporsional di 21 kabupaten.
Jajak pendapat yang dilakukan pada 2-12 Oktober 2024 ini memiliki margin of error 2,81 persen, tingkat kepercayaan 95 persen, dan pengumpulan data melalui wawancara tatap muka.
Hasil survei menunjukkan tingkat pengenalan pasangan Syaukul Muhibbin-Elim Tyu Samba mencapai 83,8 persen, artinya setiap delapan belas penduduk Blitar mengenalnya, kata Togu.
Sementara popularitas pasangan Bambang Rianto-Bayu Setyo Kuncoro sebesar 81,6 persen.
Dari segi kemudahan, Syaukul Elim 79,6 persen dan Bambang Bayu 52,3 persen.
Saat ditanya apakah pemilu langsung akan digelar saat ini, 52,2% responden memilih Syaukul-Elim, 35,4% memilih Bambang-Bayu, dan 12,4% tidak punya pilihan.
Menurut Togu, pasangan Syaukul-Elim lebih dari 50 persen dipengaruhi oleh perempuan dan generasi milenial yang merupakan bagian penting dari pemilih di Blitar.
“Pada survei menggunakan kuesioner dan kartu suara, pasangan Syaukul-Elim kembali unggul dengan perolehan suara 58,8 persen, sedangkan Bambang-Bayu memperoleh 37,3 persen suara dan tidak memilih 3,9 persen,” ujarnya.
Pengamat politik Nahdaltul Ulama Rikal Dikri terkait survei LKPI menilai tingginya elektabilitas Syaukul-Elim menunjukkan warga Kota Blitar menginginkan perubahan dan dinamika baru dalam pemerintahan.
Selain itu, kami berharap pasangan milenial ini dapat membawa perspektif baru untuk membawa Kota Blitar menuju pembangunan yang lebih baik.
Menurut Rikal, Muhibbin-Elim Tew Samba sangat menarik perhatian generasi milenial dan generasi Z, dimana pasangan ini menekankan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan kota Blitar.
Menurutnya, pasangan ini juga mempunyai program nyata yakni usaha perdagangan dan jasa.
Hal ini menurutnya menjadi prioritas mengingat kondisi sumber daya alam di Kota Blitar sangat minim.
Kemudian program ini sangat menarik bagi orang tua dan wali siswa.
Pasangan ini menawarkan program menarik seperti seragam gratis dan program kesehatan gratis
Hasil jajak pendapat ini juga menunjukkan pasangan Muhibbin-Elim berhasil merebut hati warga Blitar, kata Haikal. (mar1/jpnn)