saranginews.com, JAKARTA – Perusahaan peralatan medis asal Malaysia LKL International Bhd membentuk perusahaan patungan dengan PT Properti Technology Nusantara (Fastech) untuk memperluas operasinya di Indonesia.
Langkah ini merupakan upaya strategis untuk memanfaatkan potensi besar pasar alat kesehatan di Indonesia, yang merupakan salah satu pasar terbesar di kawasan ASEAN yang sedang berkembang.
BACA JUGA: Darya-Varia dan ASKI berkolaborasi dalam inovasi alat kesehatan
Dalam usaha patungan ini, LKL International menguasai 51% saham senilai US$5,1 miliar, sedangkan Fastech memegang 49% saham senilai US$4,9 miliar.
Usaha patungan ini akan mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun 2024, didukung oleh investasi yang signifikan dari LKL untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut.
Baca Juga: Begini cara idsMED berupaya mengurangi kerugian sistemik dari peredaran alat kesehatan ilegal.
Kemitraan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan inovatif yang akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Zulkarnin Bin Ariffin, CEO LKL International Bhd, mengatakan kemitraan ini penting untuk perjalanan bisnis.
BACA JUGA: Bea Cukai Setujui Pembebasan Bea Masuk Produk Kesehatan
Menurutnya, proyek bersama ini tidak hanya akan memperluas posisi kita di pasar ASEAN, tetapi juga mendukung pengembangan sektor kesehatan di Indonesia.
“Kami berharap dapat menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi dalam menyediakan produk kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat,” kata Zulkarnin dalam keterangannya, Jumat (18/10).
Sebagai perusahaan yang berpengalaman di bidang manufaktur peralatan dan furnitur medis, LKL International akan memanfaatkan pengalamannya dalam mengembangkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan institusi medis di Indonesia.
Sementara itu, PT Properti Technology Nusantara (Fastech) akan memanfaatkan jaringan distribusi lokalnya yang kuat untuk mempercepat pengenalan produk-produk tersebut ke rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan secara nasional.
Hendrik Thandra, CEO Fastech, meyakini kolaborasi ini tidak hanya akan berdampak pada perkembangan industri alat kesehatan, namun juga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.
“Kolaborasi ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan layanan kesehatan Indonesia, transfer teknologi, dan pengembangan UKM,” kata Hendrik. (jlo/jpnn)