saranginews.com, JAKARTA – Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil melakukan kesalahan saat membaca data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten.
Ridwan Kamil bertanya kepada Wakil Gubernur Rano Kano saat Debat Gubernur Jakarta-Kawagub ke-2 yang digelar di Stadion Internasional Ancol Beach City, Jakarta, Minggu (27 Oktober 2024) Situasi HDI Banten.
Baca Juga: Ridwan Kamil dan Rano Karno terlibat perdebatan sengit, kritik produk kerja nyata
Ridwan Kamil mengatakan, berdasarkan catatannya pada tahun 2012 hingga 2017, indeks pembangunan manusia Banten tidak mengalami kenaikan, melainkan turun sebesar 0,07%.
Padahal, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mengenai indikator makro pembangunan Provinsi Banten, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) disebutkan terus mengalami pertumbuhan antara tahun 2012 hingga 2016.
BACA JUGA: SPBU terapung: Solusi Pramono-Rano untuk Warga Pulau Seribu
Rano mengatakan, kinerja HDI Banten pada tahun 2015 telah mencapai 70,27%. Angka ini meningkat sebesar 1,35 poin persentase dari 68,92% pada tahun 2012.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa status pembangunan Banten telah meningkat dari level menengah ke level tinggi,” kata Bang Doel, Direktur Dinas Pembangunan Banten.
Baca juga: Pedagang Beras Besar di Pasar Cipinang Gabung Dukung Pramono-Rano
Bang Doel mengatakan, data tersebut juga memberikan bukti bahwa tren IPM mengalami peningkatan selama menjabat Gubernur Banten.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, badan utama Provinsi Banten, pada 16 April 2018, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten pada tahun 2017 mencapai 71,42.
Terus tumbuhnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Banten terus berjalan.
Pada tahun 2017, IPM Banten mencapai 71,42, meningkat 0,46% dari tahun lalu sebesar 70,96.
Pada tahun 2017, tingkat pertumbuhan IPM mencapai 0,65%. Laju pertumbuhan IPM pada tahun 2017 lebih rendah dibandingkan tahun 2016 sebesar 0,98%.
Jadi, persentase pertumbuhan IPM-nya yang menurun, bukan angka IPM-nya. Di sinilah Ridwan Kamil membaca materi HDI Banten.
Bahkan, BPS menyatakan standar pembangunan manusia Banten pada tahun 2017 berada pada level atau kategori tinggi, masih sama dengan tahun 2016.
Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Banten terjadi di seluruh bidang penciptaan. Pertumbuhan bagian rata-rata sekolah (RLS) paling tinggi.
Sementara itu, bagian terendah dari angka harapan hidup saat lahir (UHH), nilai atau prestasi UHH, lama pendidikan yang diharapkan (HLS), RLS dan pengeluaran per kapita masing-masing diubah menjadi 69,49 tahun, 12,78 tahun, 8,53 tahun, dan 11,7 juta jiwa. .
Pertumbuhan IPM di Banten terjadi di seluruh wilayah, dengan IPM tertinggi berada di Kota Tangsel (Tangsel) sebesar 80,84 dan terendah di Iapam Kabupaten Lebak sebesar 62,95.
BPS menyebutkan, pembangunan manusia di Banten secara keseluruhan terus berlanjut selama tujuh tahun terakhir. Diantaranya, indeks pembangunan manusia Banten meningkat dari 67,54 pada tahun 2010 menjadi 71,42 pada tahun 2017.
Hanya saja laju pertumbuhan atau kemajuan pada tahun 2017 mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, status pembangunan manusia Banten masih berada pada level atau wilayah yang relatif tinggi.
Berdasarkan tabel perkembangan masing-masing komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten dari tahun 2010 hingga tahun 2017, IPM terus mengalami pertumbuhan.
Tahun 2010 sebesar 67,54 dan tahun 2011 sebesar 68,22. Selanjutnya menjadi 68,92 pada tahun 2012 dan 69,47 pada tahun 2013. Angka tersebut sebesar 69,89 pada tahun 2014 dan terus meningkat menjadi 70,27 pada tahun 2015.
Kemudian naik lagi menjadi 70,96 pada tahun 2016 dan kembali menjadi 71,42 pada tahun 2017.
Jika diukur secara persentase terhadap pertumbuhan IPM Banten dari tahun 2010 hingga 2011 tumbuh sebesar 1,01%.
Kemudian naik menjadi 1,02% pada tahun 2012. Pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 0,79%. Selain itu, tumbuh sebesar 0,61% pada tahun 2014. Hal ini diikuti dengan peningkatan sebesar 0,55% pada tahun 2015. Angka ini terus meningkat pada tahun 2016, dengan peningkatan sebesar 0,98%, dan kembali meningkat pada tahun 2017, dengan peningkatan sebesar 0,65%.
Hal menarik lainnya adalah komponen Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Banten mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2017.
RLS Banten tahun 2014 sebesar 8,19. Kemudian pada tahun 2015 (RLS) Banten naik menjadi 827 atau meningkat 0,98%.
Kemudian naik menjadi 8,37 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar 1,21%. Pada tahun 2017, RLS kembali naik menjadi 8,53 atau meningkat sebesar 1,91%. (dil/jpnn)