saranginews.com, JAKARTA – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) meluncurkan program Madani Entrepreneur Academy (MEA) 2024 Senin ini (21/10) di Menara PNM.
Prasetya Sayukti, Direktur Komersial PT PNM, mengatakan program ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, dan kesejahteraan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Juga: PNM menghadirkan Mba Maya untuk mendukung UMKM di Sebatik
Program MEA 2024 diikuti oleh 1.347 peserta dari berbagai institusi pendidikan, terdiri dari siswa yang belajar SMK/A atau MA/MAK bersama Indonesia.
Menurut Prasetyam, dari jumlah tersebut, terpilih 60 kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga orang dari 449 kelompok yang terdaftar, 293 sekolah perkotaan di 22 provinsi/kabupaten.
Selain itu: PNM mendapat tambahan hibah pelatihan pada tahun 2014 untuk meningkatkan kapasitas pekerja muda
435 kelompok dari daerah 3T (Fintis, Estimi dan Tertinggal) menunjukkan keunikan jiwa wirausaha generasi muda di daerah tersebut.
“Kewirausahaan adalah keterampilan yang kita butuhkan setiap saat. Untungnya, masih sedikit generasi muda di Indonesia yang memiliki jiwa wirausaha. “Untuk itu, bersama pemerintah, PNM berupaya menciptakan peluang untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan,” kata Prasetya, Rabu (23/10).
Prasetya mengatakan, tema MEA 2024, “Youth on the Move”, mencerminkan keyakinan bahwa generasi muda adalah kunci untuk menopang semangat kewirausahaan di tengah perubahan zaman.
“Melalui program ini, PNM berkomitmen untuk mendukung dan membimbing wirausaha muda untuk berinovasi, beradaptasi dan memberikan solusi praktis, khususnya di daerah 3T,” ujarnya.
MEA menawarkan pelatihan komprehensif, mulai dari manajemen bisnis dan pemasaran hingga pengembangan produk.
Peserta juga memiliki akses terhadap penasihat ahli dan jaringan bisnis yang luas, membantu mereka menemukan ide bisnis baru.
Juara 1 MEA 2024 adalah Tim Rancak dari SMK Negeri 3 Payakumbuh, Sumatera Barat, dengan produk rumahnya berbahan dasar limbah gambir.
Risti Septia salah satu perwakilan Tim Rancak bercerita menarik tentang konsep perjalanan kerjanya.
“Kami menemukan sampah yang bisa dipertaruhkan, sisa dari proses yang sering diabaikan, dan memutuskan untuk mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat,” antusias Risti. Setelah dua bulan kami meneliti pada malam hari pembuatan lampu, bantal dan kerajinan lainnya. “
Tim Rancak senang bisa berpartisipasi.
Beliau mengatakan, “Pelatihan ini memberi kami pengetahuan dan strategi baru untuk mengembangkan bisnis kami. “Kami berharap program MEA terus memberikan lebih banyak tenaga kerja muda ke daerah,” imbuhnya.
Berdasarkan formulir penilaian, para pemenang diberikan modal mulai dari Rp3 juta hingga Rp10 juta untuk mengembangkan usahanya.