Raker dengan Komisi IX DPR, Menaker Yassierli Paparkan Arah Kebijakan Ketenagakerjaan

saranginews.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan Yasierli bersama Wakil Menteri Ketenagakerjaan Emmanuel Ebenezer Gerungan menghadiri rapat kerja (Raker) pertama dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Nusantara I, Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/10).

Konferensi ketenagakerjaan ini bertujuan untuk memaparkan visi Presiden Probov Subiant mengenai ketenagakerjaan.

BACA JUGA: Hari Janji Pemuda, Pesan Penting Menteri HRD Yasirli untuk Bangsa

Dalam sambutannya, Menteri Ketenagakerjaan Yasierli menyampaikan arah kebijakan ketenagakerjaan yang tertuang dalam peta jalan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan angkatan kerja yang kuat pada tahun 2045.

Ia mengatakan, arah kebijakan ini terdiri dari empat langkah utama.

BACA JUGA: Menteri Tenaga Kerja Yasirli mengajak serikat pekerja untuk terus membangun hubungan kerja yang harmonis.

Tahap pertama (2025-2029) ditujukan untuk menciptakan sistem pengembangan profesional yang efektif berdasarkan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Selain itu, fase kedua (2030-2034) bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan teknis melalui sistem yang merespons perubahan di pasar tenaga kerja.

BACA JUGA: Pekerja Sritex menangis setelah Wakil Menteri Tenaga Kerja Emmanuel Ebenezer menegaskan tidak akan ada PHK.

Fase ketiga (2035-2039) akan memperkuat keterampilan dan daya saing pekerja di pasar ASEAN dan internasional.

Kemudian pada fase keempat (2040-2045), diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat diakui sebagai tenaga profesional terampil di pasar global.

“Langkah-langkah ini akan membantu menciptakan lapangan kerja, mengembangkan usaha dan memfasilitasi pergerakan pekerja. Kami berupaya menciptakan lingkungan kerja yang mampu menyelesaikan tantangan industri,” kata Menteri Tenaga Kerja.

Menaker juga memaparkan visi Presiden Prabov Subiant dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Rak yaitu “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” yang dicapai melalui 8 misi atau Asta Sit.

Ada dua hal dari Asta Cita yang sangat penting bagi sektor ketenagakerjaan, pertama, meningkatkan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong dunia usaha, mengembangkan industri inovatif dan mempercepat pembangunan infrastruktur.

Kedua, penguatan pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, pelayanan kesehatan, kesetaraan gender, serta peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Akibat kedua faktor tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan mempunyai lima program penting yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang baik, memperdalam industrialisasi dan pendaratan, melindungi pekerja rumah tangga, meningkatkan tenaga kerja dan pelatihan, serta mengembangkan dunia usaha dan industri.

Selain itu, Menteri Tenaga Kerja juga telah mengumumkan tiga strategi Pelatihan Kejuruan, yaitu Keterampilan, Keterampilan, dan Pengalaman.

Dengan strategi tersebut diharapkan pelatihan vokasi dapat tepat sasaran dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar kerja.

“Dengan kebijakan ini, kami berharap dapat menjawab kebutuhan industri, mendukung prioritas Presiden dan Wakil Presiden, serta meningkatkan potensi tenaga kerja Indonesia,” ujarnya.

Menaker juga menambahkan pentingnya kerja sama dan koordinasi antara pelatihan vokasi dan kebutuhan industri, serta perbaikan sistem informasi pasar tenaga kerja untuk memperkuat situasi ketenagakerjaan di Indonesia.

IX DPR RI memberikan respon positif terhadap pidato Menteri Tenaga Kerja tersebut. Komisi IX mendukung tujuan kebijakan ketenagakerjaan untuk melaksanakan visi Presiden, antara lain lima program prioritas di bidang ketenagakerjaan, tiga kebijakan pelatihan vokasi, dan reformasi sistem informasi pasar tenaga kerja. (mrk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *