saranginews.com JAKARTA – Pembangunan di Papua meningkat drastis selama satu dekade terakhir.
Faktor penting dalam pertumbuhan ini adalah Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP), yang diperkenalkan pada tahun 2022, dan investasi dalam negeri sebagai pendorong pembangunan.
Baca juga: Kementerian Bappenas jelaskan berbagai persiapan Osaka World Expo 2025
Asisten Pembangunan Daerah, Kementerian PPM/Bappenas; Tri Dewi Virgyanti mengatakan RIPPP bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyehatkan, Ia mengatakan hal ini merupakan landasan terpenting dalam membangun bangsa Papua yang cerdas dan produktif.
Skema ini didukung dana otonomi khusus (Otsus); Hal ini dilaksanakan melalui serangkaian rencana aksi, antara lain Anggaran Pajak dan Belanja Nasional (APBN) dan Anggaran Pajak dan Belanja Daerah (APBD).
Baca juga: Bappenas Gelar Kompetisi Maskot untuk Dukung Persiapan Indonesia Jelang World Expo 2025 di Osaka
“Rencana pembangunan di Papua telah disusun dalam beberapa langkah yang lebih detail dan terukur. Salah satunya menyusun rencana lima tahun periode 2025-2029,” ujarnya. Ia berbicara secara daring dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Senin (14/10), bertajuk ’10 Tahun Membangun Papua dengan Papua Berkembang’.
Kebijakan pembangunan Papua telah dirumuskan secara matang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sejak tahun 2014, kata Trai Devi sebelumnya.
Baca juga: Bappenas berkomitmen menjaga kualitas lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Dalam jangka panjang, pembangunan di Papua akan mencakup jalan raya, dengan fokus tidak hanya pada infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan, namun juga pada layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
“Sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi, lima tahun pertama RPJMN mulai menekankan pembangunan dari pinggiran,” ujarnya. Ketimpangan di Papua Timur khususnya menjadi tantangan besar yang coba kami selesaikan. dia menjelaskan.
Ia menambahkan, pihaknya juga sedang menyusun RPJMN 2024-2029 untuk lima tahun ke depan.
Terserah pada pemerintahan berikutnya untuk melanjutkan program-program yang telah sukses selama dekade terakhir.
Selanjutnya, aspek penting dalam pembangunan ekonomi Papua adalah masuknya investasi daerah, yang berdampak positif terhadap perekonomian lokal.
Dukungan pemerintah dan kebijakan yang mendorong investasi telah meningkatkan arus masuk investasi ke wilayah tersebut, dan Papua merupakan wilayah industri, sehingga lebih terbuka terhadap pembangunan di sektor pertanian dan infrastruktur.
Pakar Makroekonomi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Imam Soejoedi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Papua tidak lepas dari peran investasi dalam negeri dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data BKPM, pelaksanaan penanaman modal di wilayah Papua dan Indonesia Timur terus meningkat sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014.
“Pada awal pemerintahan, fokus kami adalah menyederhanakan perizinan dan menarik investor dalam dan luar negeri. Hasilnya, investasi di Papua membludak,” ujarnya.
Imam juga menyoroti perbandingan investasi yang dulu mendominasi di Pulau Jawa dan kini lebih tinggi di luar Pulau Jawa.
Hal ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan menuju pemerataan investasi, dan Papua telah menarik perhatian investor karena peningkatan infrastruktur dan potensi sumber daya alamnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun pada tahun 2014 sekitar 57% investasi masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, saat ini lebih dari 52% investasi dilakukan di luar Pulau Jawa, dengan Papua menjadi fokus utama.
Pembangunan Papua juga dicapai melalui pemekaran wilayah, salah satu kebijakan strategis yang membawa perubahan besar di Indonesia.
Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya memperkuat tata kelola pemerintahan, namun juga membuka peluang yang lebih baik bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Kastorius Sinaga, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Politik dan Media, menjelaskan pemekaran negara Papua sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Perluasan wilayah ini menimbulkan tantangan geografis di Papua; Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi ketimpangan pembangunan dan keterbelakangan.
“Papua memiliki tantangan geografis yang besar dan wilayah terpencil yang sulit diakses. Dengan perluasan tersebut, pemerintah dan pusat pelayanan publik semakin dekat dengan masyarakat sehingga semakin mudah mengakses berbagai layanan mulai dari kesehatan hingga pendidikan,” jelasnya.
Selain meningkatkan pelayanan publik dan tata kelola, pemekaran negara mendorong pertumbuhan ekonomi di Papua.
Menurutnya, perluasan tersebut menciptakan pusat-pusat pembangunan ekonomi baru yang merangsang investasi dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. (esy/jpnn)
Baca artikel lainnya… Surveyor Indonesia promosikan I-SIM untuk perkotaan bersama Kementerian Bappenas