saranginews.com, BANDUNG – Kota Yogyakarta bukan satu-satunya yang memiliki keaslian Soto. Makanan berkuah ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk kota Bandung.
Sejak tahun 1939, kawasan dengan julukan Cvetlično mesto ini menjadi rumah bagi Soto yang legendaris. Namanya Soto Ojolali dan kedainya terletak di Jalan Sibadak no. 79.
Baca Juga: Serbu, Soto Indonesian Food Festival di Tamini Square Mall, Ini Jadwalnya
Agus Vardana, pria paruh baya berusia 44 tahun, merupakan generasi keempat pewaris bisnis makanan milik kakek dan neneknya, M Kartha dan Mnd.
Agus sedang menjamu pelanggan saat ditemui JPNN di tokonya cabang Jalan Lodaya. Kebetulan, karena sudah jam makan siang, banyak pelanggan yang ingin mengisi perutnya yang keroncongan.
Baca juga: Daging Lezat dan Kuah Santan Lezat Londong Soto Kang Oi
Senyumnya tak luntur meski ia mengantarkan pesanan ke setiap pelanggan di meja.
Banyak juga foto-foto lama yang dipajang di dinding toko. Foto-foto tersebut menunjukkan situasi penjualan kakeknya pada pertengahan tahun 1960-an.
Baca juga: Soto Legenda hadirkan menu anti hiruk pikuk khas nusantara
“Kakek saya saat ini berjualan sebagai lapak,” kata Agus sambil menunjuk bingkai foto berwarna hitam putih.
Ia mengatakan Soto Ojolali pertama kali dibuat pada tahun 1939 tak lain oleh kakeknya dan dua temannya, M Carta dan M Ndi.
Pada mulanya Karta dan ND dijual dengan cara berkeliling menggunakan gerobak pick-up. Mereka kemudian menetap dan membuka warung di sekitar Jalan Gubernur (sekarang kawasan Jalan Stasiun Timur) dan Pasar Baru.
Hidangan soto bernama Ojolali ini menyimpan banyak kisah cinta. Agus bercerita, dia kedatangan lelaki Jawa saat sedang menjual utenya.
Namun hubungan mereka tidak bertahan lama karena sang kekasih harus kembali ke kampung halaman. Untuk mengenang mantan kekasihnya, Uyut akhirnya menamainya ‘Ojolali’ yang artinya jangan lupa.
“Dulu kita disuruh keliling Pasar Baru dan stasiun, mungkin kakek perempuan Jawa disuruh balik ke Jawa. Lalu ada dialek ‘ojo lali ya mas oraku’ (jangan lupakan aku). Mungkin dari situlah asalnya,” katanya.
Dari segi rasa, Soto Ojolali secara umum berbeda dengan Soto lainnya. Dengan kuahnya yang murni, soto ini juga dilengkapi dengan bumbu seperti daging sapi, kacang tanah, dan lobak yang menjadi ciri khasnya.
Jangan lupa makan seporsinya dengan nasi putih dan kerupuk.
“Kami biasanya menggunakan sota bandung dengan ganja, lalu lobak, kedelai, seledri, dan bawang goreng dalam kuahnya,” ujarnya.
Dibanderol dengan harga Rp 41.000 per porsi, soto ini rasanya enak. Untuk memperkaya rasa, pelanggan bisa menambahkan sambal ke dalam sausnya.
Menurut Agus, resep Soto Ojolali diturunkan secara turun temurun. Jajanan berkuah ini telah meramaikan khasanah kuliner Indonesia dengan cita rasa otentiknya selama 85 tahun.
“Pesan kakek adalah menjaganya. Jika Anda tidak malu, simpanlah. “Tujuan saya melestarikan makanan khas Bandung, Sunda, dan Ngamule,” ujarnya.
Karena popularitas dan keasliannya, Soto Ojolali menjadi salah satu kuliner legendaris Bandung.
Wisatawan yang ingin mencoba kuliner khas Soto Bandung biasanya datang ke kedai pertamanya di Jalan Sibadak, namun kini sudah memiliki empat cabang di kawasan Bandung Raya, yakni Kota Baru Parahyangan (Bandung Barat) dan Rankekek (Kabupaten Bandung).
Banyak artis dan pejabat Indonesia yang menjadi pelanggan tetap Soto Ojolali. Agus masih ingat beberapa selebriti yang mampir ke tokonya, seperti mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan dan Ridwan Kamil.
“Semua gubernur dan wali kota suka datang ke sini. Pak Ahar (Ahmed Heryawan) sering, Pak Emil (Ridwan Kamil) sekali, tapi ibunya (Athalia Praratya) lebih sering datang, ujarnya. (mcr27/jpnn)
Baca artikel lainnya… Siskey, aktor lainnya divonis satu tahun penjara karena membuat film cabul