saranginews.com, JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) akhirnya mengakhiri spekulasi populer terkait gelar PhD Menteri ESDM Bahlil Ladalia.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI sekaligus turut mempromosikan tesis Bahlil, Dr. Teguh Dartanto memberikan penjelasan resmi mengenai proses studi Bahlil.
Baca juga: Klarifikasi Terbaru FEB UI Soal Kontroversi PhD Bahlil, Oh Ternyata
Ia menegaskan, seluruh langkah yang dilalui Hilil telah sesuai dengan peraturan UI yang berlaku.
Teguh Dartanto menegaskan, Hillil memenuhi seluruh persyaratan administrasi berdasarkan Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022, khususnya pasal 20, mengatur masa studi program doktor direncanakan 6 semester dan dapat diselesaikan dalam waktu minimal 4 semester. semester atau maksimal 10 semester.
Baca juga: Bahlil Ungkap Alasan Lohut Prabo-Gibran Masuk Pemerintahan
Bahlil menempuh 4 semester, yaitu semester genap 2022/2023, ganjil 2023/2024, genap 2023/2024, dan ganjil 2024/2025. fase,” kata Tegu Dartanto dalam keterangan resminya, Kamis (23/10/2024).
Menurutnya, dari segi administratif, hukum, dan formal, Khalil layak melangkah ke tahap promosi gelar doktor.
Baca Juga: Simak, Belil Buka-bukaan soal Golkar Dapat Jatah 8 Menteri
Perdebatannya hanya kapan penerapannya, tapi secara prosedural dan akademis dia sudah mencapainya, ujarnya.
Tagwa menjelaskan, Bahlil telah melengkapi persyaratan publikasi akademik yang menjadi prasyarat kelulusan program doktor UI.
Bahlil memenuhi syarat tiga publikasi yaitu Jurnal Kajian Scopus-ASEAN bergengsi internasional, satu Jurnal SINTA 2 Jurnal Tinjauan Akuntansi dan Keuangan serta satu prosedur yang dapat disubstitusikan menjadi Jurnal SINTA 2 Jurnal Bisnis dan Manajemen Aplikasi, he kata Teguh Dartanto.
Spekulasi semakin menguat pada Juli 2024 ketika muncul kabar di media sosial bahwa Bahlil menggunakan majalah bajakan atau suspensi. Isu mengemuka ketika diumumkannya suspensi dua jurnal, Migration Letters dan Kurdish Studies, serta penerbitan coretan pada abstrak artikel di Journal of ASEAN Studies yang menjadi viral.
“Soal jurnal suspensi ini, sebenarnya sudah diselesaikan secara internal di UI pada Maret-April 2024. Kedua jurnal tersebut tidak teridentifikasi sebagai syarat PhD Bahlil di SKSG,” kata Tago.
Pertengahan September 2024, kata dia, persyaratan gelar Bahlil, SINTA 2, sudah direvisi sesuai review kedua jurnal dan menunggu letter of Acceptance (LOA).
Tegu juga membantah tudingan Bahlil menyelesaikan studinya menggunakan jurnal bajakan atau suspensi.
“Itu tidak benar. Bahlil lulus sesuai dengan persyaratan akademik UI yang berlaku dan tidak menggunakan jurnal predator,” ujarnya.
Menanggapi persoalan kualitas disertasi Bahlil, Tagwa Dartanto mengatakan hal tersebut bisa saja diperdebatkan, namun ia menekankan bahwa penguji yang terlibat dalam ujian kenaikan pangkat Bahlil adalah peneliti yang memiliki kredibilitas tinggi.
“Penguji eksternal seperti Prof Didik Rahavini dari Parmedina University, Prof Arif Satria dari IPB University dan Prof Kosuke Mizuno dari Kyoto University, serta penguji internal user interface bukanlah orang yang bisa dibeli untuk lulus skripsi Bahlil.” jelas Tego.
Terkait masa akademik yang terbilang singkat, Teguh Dartanto menjelaskan, semester 4 yang ditempuh Bahlil sudah sesuai dengan ketentuan UI dan bukan merupakan pengecualian.
“Pada tahun 2004, FEB UI meluluskan Dr. Sugeng Purwanto dengan waktu studi 13 bulan 26 hari, yang tercatat sebagai Ph.D tercepat MURI. Jadi waktu belajar Bahlil masih dalam batas wajar,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Tago mengimbau semua pihak menilai permasalahan tersebut secara objektif dan tidak terpengaruh oleh kecurangan atau kebencian.
“Kami tidak akan menggunakan perilaku kontroversial Bahlil untuk menilai tim promosi, pengawas, SKSG dan Universitas Indonesia. Kami akan menggunakan logika dan kesadaran untuk mencerna semua informasi, memeriksa dan memeriksa kembali sebelum mempercayai berita tersebut,” Teguh Dartanto (jum/ jpnn )