saranginews.com, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum pernah menerima surat dari Kementerian Agama (Kemenag) yang membahas pengalihan tambahan kuota haji.
Anggota Panitia Khusus DPR Ace Hasan Syajili membantah DPR sedang sibuk dengan pemilu 2024 sehingga tak mau membahas surat Kementerian Agama pada Januari-Februari tahun ini. .
BACA JUGA: Soal Saksi Panitia Khusus Haji Ditekan, Menag Yakut: Intimidasinya Siapa?
“Kami tidak sibuk, kami punya hal-hal yang strategis dan penting,” kata Ace menanggapi awak media, Senin (2/9).
Pasalnya, legislator Fraksi Golkar itu menyebut Komisi VIII DPR RI belum menerima surat dari Kementerian Agama yang membahas pengalihan tambahan kuota haji hingga Februari 2024.
BACA JUGA: Panitia Khusus Haji Gelar Rapat Tertutup untuk Jurnalis, Alasannya
“Kami tidak pernah menerima surat resmi dari Kementerian Agama untuk meminta persetujuan Komisi VIII terkait kebijakan transfer kuota tersebut,” kata Ace.
Sebelumnya, muncul tudingan dari DPR RI terkait penyalahgunaan kuota haji tahun 2024 yang dilakukan Kementerian Agama, dari yang awalnya dialokasikan secara rutin, kemudian dialokasikan dalam kuota khusus.
BACA JUGA: Pansus DPR membeberkan dugaan penyalahgunaan kuota haji dari reguler menjadi khusus
Indonesia untuk Haji 2024 mendapat kuota haji sebanyak 221 ribu jemaah untuk berangkat ke Arab Saudi.
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kemudian datang ke Arab Saudi dan alhasil kuota haji Indonesia bertambah menjadi 241 ribu jemaah.
DPR dan Kementerian Agama sepakat penambahan kuota haji akan digunakan untuk keperluan rutin. Namun, parlemen telah mencium adanya perubahan kebijakan.
Sebaliknya, tambahan kuota haji sebanyak 10.000 dari total 20.000 dialihkan ke kuota khusus, dan sisanya tetap kuota reguler.
“Kami menilai dia dan Kementerian Agama melanggar perjanjian,” kata Ace.
Mantan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, Arab Saudi tidak pernah mempermasalahkan dugaan pengalihan tambahan kuota haji dari reguler ke khusus.
Sebab, kata Ace, Arab Saudi tidak hanya menyediakan dalam rangka kuota haji saja. Riyadh telah diserahkan kepada Indonesia untuk menggunakan ekstra kuota rukun Islam yang kelima.
“Kami tidak ada hubungannya dengan Arab Saudi.” Itu murni kebijakan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama,” ujarnya. (ast/jpnn)